KOMPAS.com – Memilih instrumen investasi properti, khususnya apartemen, tak pernah lepas dari pertimbangan lokasi. Keduanya bak keping mata uang logam, yang selalu bersisian dan tak terpisahkan. Pertanyaannya, apakah berinvestasi di sektor apartemen itu aman?
"Properti tidak pernah turun, tapi selalu naik mengatasi angka inflasi yang terjadi setiap tahun di Indonesia," ujar Ratdi Gunawan, konsultan pemasaran B Residence BSD City, kepada Kompas.com, Minggu (19/6/2016).
Ratdi menambahkan, ada dua keuntungan utama berinvestasi di sektor properti apartemen. Keuntungan itu adalah nilai sewa dan capital gain yang terjadi akibat progres penjualan maupun pembangunan.
"Nilai sewa apartemen tiga kali lipat dari nilai sewa rumah dan ruko yang hanya tiga ampai empat persen per tahun," ujarnya.
Ratdi mengambil contoh meraih keuntungan berinvestasi dari nilai sewa. Sebagai contoh, lanjut dia, bisnis indekos di daerah BSD City, terutama di sekitas kampus Swiss-German University, Prasetya Mulya Bussines School dan lainnya. Di kawasan itu biaya indekos per bulan berkisar Rp 3,2 juta sampai 3,8 juta per bulan.
"Kalau tiga tahun ke depan apartemen ekslusif yang kami bangun ini jadi kos-kosan harganya sekitar Rp 4 jutaan per bulan. Bisa disewakan Rp 5 juta sampai Rp 6 jutaan per bulan, berarti nilai sewa setahunnya itu Rp 60 jutaan," tutur Ratdi.
"Artinya, setahun itu bisa dapat nilai sewa 12 persen. Dengan kata lain, 8 tahun sudah balik modal dari nilai sewa. Itu belum dihitung capital gain yang terjadi akibat progres penjualan dan pembangunan dan pengembangan kawasan di BSD di sekitar Eeon mal. Karena, di sana akan banyak terdapat apartemen mewah, perkantoran dan hotel hotel mewah," kata Ratdi.
Lokasi
Ratdi mengatakan, karena masa depan properti juga ditentukan oleh pertumbuhan kawasan, maka pengembangan suatu kawasan memegang peranan penting atas kenaikan harga properti ke depannya.
Tak heran, sejumlah pengamat memprediksi kesiapan akses tol di kawasan BSD City, Serpong, bakal mengatrol harga lahan kawasan yang dilintasinya sekitar 5 persen hingga 6 persen. Adapun pintu tolnya didesain berada di BSD City 1 (AEON Mall), BSD City 2 (kawasan industri), BSD City 3 (perumahan), Legok, Citraraya, dan Balaraja.
Berdasarkan catatan Kompas.com, saat ini harga lahan di Serpong, khususnya BSD City, berada pada level Rp12 juta hingga Rp13 juta per meter persegi untuk perumahan.
Sementara untuk bangunan komersial Rp18 juta hingga Rp20 juta per meter persegi.
"Itu sudah otomatis, kalau infrastruktur sudah lengkap, permintaan properti baik residensial atau komersial pasti melesat. Untuk apartemen apalagi, makin dekat kawasan komersial sudah pasti harga terus naik. Ini untungnya investasi jika benar-benar mempertimbangkan lokasi,” ujar Ratdi Gunawan, kepada Kompas.com, Jumat (3/6/2016), lalu.
Ratdi mengatakan bahwa kekuatan infrastruktur di kawasan BSD City, Serpong, masih tetap pendorong utama tingginya penjualan properti, terutama apartemen. Harga lahan di kawasan ini masih tinggi, menyusul akses tol yang terus dibangun dan kawasan komersial yang melingkupinya semakin lengkap.