Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengerikan, Kota Beirut Disesaki Sampah Dua Juta Ton

Kompas.com - 20/06/2016, 13:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

BEIRUT, KOMPAS.com - Musim panas lalu, pemerintah kota Beirut, Lebanon, menutup tempat pembuangan akhir (TPA) utama milik mereka, tetapi sayangnya mereka tidak menemukan pengganti untuk TPA tersebut.

Imbasnya kini krisis kesehatan muncul akibat sampah yang berserakan di jalan dan menciptakan apa yang orang-orang sebut sebagai sungai sampah, mengalir sepanjang kota dan mengeluarkan racun bagi penduduk.

Sekitar empat bulan lalu, sebuah TPA dekat dengan bangunan perumahan mengalami kehancuran dan berimbas pada meluapnya sampah ke jalanan.

Saat ini, luapan sampah tersebut telah mencapai angka dua juta ton. Berbagai protes dilakukan namun hanya berujung pada perlawanan bersenjata dari pihak militer.

"Ini dulunya merupakan tempat yang indah, tapi lihat sekarang, kami bahkan tidak bisa melalui jalanan lagi," kata salah satu penduduk lokal kepada CNN.

Keburukan tampilan dari sampah-sampah itu bukanlah isu terbesar. Banyak yang yakin bahwa hujan telah mengalirkan racun dari sampah ke saluran air kota.

Para ahli kemudian mengatakan, tumpukan sampah itu bisa meningkatkan polusi dan menimbulkan penyakit. Para penduduk sekitar menambahkan, bau yang ditimbulkan sampah-sampah itu semakin mengerikan dan terus akan meningkat hingga musim panas tahun ini.

Beberapa orang lalu mencoba membakar sampah-sampah itu hingga Menteri Kesehatan Lebanon meminta mereka untuk berhenti melakukannya.

Universitas Amerika Beirut menyatakan membakar sampah-sampah itu hanya akan menghasilkan zat-zat kimia berbahaya seperti karsinogen, timbal, dan arsenik yang bisa merusak kualitas udara.

"Banyak penyakit dan kanker yang mengintai kami, kami akan mati di sini. Lihat apa yang mereka lakukan, solusinya adalah dengan membuat kami mati perlahan. Perhatian kami adalah anak-anak. Kami sendiri bisa menolerir ini, tapi bagaimana dengan anak-anak kami?," ucap salah satu penduduk lokal.

Para penduduk menyalahkan pemerintah untuk masalah sanitasi ini dan juga masalah penyediaan air serta listrik. Krisis pengungsi telah memberikan beban tambahan bagi Pemerintah Lebanon yang juga tengah menghadapi pertikaian dan persoalan korupsi.

Pihak berwenang berusaha untuk mengirim sampah mereka ke Rusia melalui sebuah perusahaan Inggris, tetapi perusahaan itu tidak menyerahkan dokumen yang diperlukan guna membuktikan Rusia akan mengambil sampah tepat waktu.

Sayangnya, melalui seorang juru bicaranya, Dewan Lebanon untuk Pembangunan dan Rekonstruksi menyatakan mereka saat ini tidak memiliki solusi apapun tetapi tetap bekerja mengatasi masalah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com