Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Berharap Suku Bunga Bisa "Single Digit"

Kompas.com - 17/06/2016, 13:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemerintah untuk membuat suku bunga menjadi single digit disambut baik oleh pengembang dan berharap bisa segera direalisasikan.

"Rencana itu kami sambut positif ya karena rata-rata suku bunga sekarang 12 persen dan itu menyulitkan kami untuk bersaing dengan investor asing," kata Director of Business Development PT Mutiara Mitra Sejahtera Robert Yapari, di Jakarta, Kamis (16/6/2016).

Menurut Robert, suku bunga sebesar itu cukup memberatkan karena saat ini industri properti dan industri lainnya sudah dibuka bagi para investor asing.

Jika suku bunga tetap berada di angka tersebut, maka akan sulit bersaing dengan investor asing yang membawa dana dengan suku bunga hanya 2-4 persen dari asal negaranya.

Robert berharap agar suku bunga bisa turun ke angka 9 persen. Meski masih agak besar, Robert yakin bahwa itu lebih baik ketimbang 12 persen yang ada saat ini.

"Kalau nanti bisa sembilan persen saja sudah bersyukur, tetapi lebih rendah lagi akan lebih baik yang penting kita bisa jadi pemenang di tanah sendiri," tandas dia.

Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah untuk terus mendukung pengembang lokal melalui berbagai kebijakan yang memacu daya saing.

Upaya pemerintah dengan menurunkan suku bunga, BI rate, dan loan to value (LTV) dinilai sebagai salah satu bentuk pertanggungjawabannya karena sebelumnya telah menelurkan peraturan-peraturan yang membuat bisnis properti melambat.

"Sekarang pemerintah berusaha menggerakkannya dengan mengulas kembali kebijakan yang ada dan menurut saya itu bakal memberikan dampak positif ke sektor properti. Dua tahun ini pemerintah sudah membuat aturan tidak jelas dan saya harap mereka bisa perbaiki melalui penuruan LTV, KPR inden, dan lainnya," pungkas Director Head of Research & Consultancy Savills Anton Sitorus, dalam kesempatan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com