Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia Berpotensi Kembangkan "Aerocity"

Kompas.com - 05/06/2016, 12:19 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan kota bandara (aerocity) memiliki prospek yang sangat bagus di Indonesia.

Pasalnya, Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga tingkat mobilitas penduduk menggunakan pesawat terbang lebih tinggi dibandingkan negara lainnya yang bukan kepulauan.

Didukung dengan infrastruktur bandara yang terus diperbarui, konsep pengembangan kota bandara semakin berpotensi untuk dikembangkan.

"Banyak potensi di Indonesia. Airport banyak berkembang, yang tadinya kecil-kecil kemudian dipindahkan ke lahan baru jadi cukup besar. Ada juga bandara-bandara baru," ujar Director of Economics and Planning Design+Planning PT Aecom Indonesia, Utami Prastiana, di kantornya, Jakarta, Jumat (3/6/2016).

Di negara-negara maju, konsep aerocity bukanlah hal baru. Di Incheon, Korea Selatan, misalnya, aerocity mengedepankan pasar komersial atau bisnis.

Potensi aerocity sendiri terletak di kota atau negara yang bandaranya cukup sibuk. Para pebisnis yang harus melakukan pertemuan di kota lain dalam waktu relatif singkat atau beberapa hari saja, menjadi faktor terbentuknya aerocity.

Utami menambahkan, mereka yang mengadakan pertemuan-pertemuan regional ini akan lebih terbantu jika tidak perlu ke pusat kota dan hanya beraktivitas di sekitar bandara.

Meeting dan beristirahat di hotel dekat bandara, misalnya, akan memudahkan pebisnis untuk bepergian ke daerah lainnya.

Efek dominonya, hotel-hotel akan membutuhkan pekerja dalam jumlah besar. Populasi pun meningkat dan permintaan rumah tinggal juga bertambah. Belum lagi, kebutuhan akan ritel turut bertumbuh.

Hal ini akan menciptakan kawasan mandiri sendiri yang kemudian disebut aerocity tersebut. Pasalnya, kawasan ini didorong dengan adanya bandara.

"Indonesia karena kepulauan itu juga lumayan pengaruh. Jumlah penumpang di Soekarno-Hatta tinggi sekali, hampir sama dengan Bandara Changi (Singapura) dan bandara sibuk di negara lainnya," jelas Utami.

Salah satu konsep pembangunan aerocity di Indonesia adalah di Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

TRIBUN MEDAN / DEDY SINUHAJI Sejumlah kendaraan mengantre saat hendak keluar di hari perdana pengoperasian Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumut, beberapa waktu lalu.
Pembangunan Kertajati Aero City dibagi menjadi empat tahap yaitu zona industri dan pergudangan, zona pelayanan umum dan sosial, zona perkantoran, perdagangan, dan jasa, zona perumahan, zona ruang terbuka hijau, zona ruang terbuka biru, zona campuran, dan marga jalan.

Nantinya zona industri dan pergudangan berada di lahan paling besar yaitu 1.268 hektar atau 36 persen dari total luas lahan.

Sementara kawasan perumahan seluas 241,48 hektar (7 persen). Untuk zona perkantoran, perdagangan, dan jasa seluas 259,94 hektar (7 persen).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com