Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Alasan Koridor Timur Jakarta Makin Melesat Perkembangannya

Kompas.com - 03/06/2016, 17:29 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koridor timur Jakarta yang mencakup Bekasi, Karawang, Purwakarta, hingga Subang semakin berkembang, dan diminati pengembang dan investor.

Berdasarkan riset PT Aecom Indonesia, selain perumahan, sektor lain yang berkembang di kawasan tersebut adalah industri, kondominium atau apartemen strata, dan ritel.

Salah satu faktor yang memicu perkembangan ini adalah karena wilayah barat Jakarta, khususnya Serpong di Banten, sudah lebih dulu melesat.

Selain itu faktor infrastruktur juga memegang peranan penting dan menjadikan koridor timur Jakarta kian prospektif.

Koridor timur Jakarta sekarang mirip dengan koridor barat Jakarta yang dipicu perkembangannya oleh pembangunan infrastruktur Jalan Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR).

"Kalau bicara properti pasti perkembangan infrastruktur dulu. Tahun 2005-2010 karena positive impact infrastruktur JORR, makanya yang berkembang Serpong dan Bintaro," ujar Director of Economics and Planning Design+Planning PT Aecom Indonesia, Utami Prastiana, di kantornya, Jakarta, Jumat (3/6/2016).

Utami menuturkan, akibat dari pengembangan JORR ini, penduduk di area barat Jakarta mulai bertambah dan jumlah hunian meningkat. Tangerang sendiri, sudah lebih dulu meledak sejak 2005.

Ridwan Aji Pitoko/Kompas.com Gerbang Tol Palimanan, bagian dari Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang dibangun PT Lintas Marga Sedaya.
Sementara wilayah timur Jakarta mulai berkembang karena adanya pasar industri. Awal mula pengembangan terjadi pada 2010 dan mengalami ledakan pada 2012-2014.

Hal tersebut menstimuli peningkatan penjualan. Jika pada 2010 penjualan properti masih minim, tahun 2012 justru meroket tajam.

"Daerah timur banyak infrastruktur baru atau yang dalam tahap direncanakan, misalnya Tol Jakarta-Cikampek, Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang), kemudan sekarang ada Tol Cikopo-Palimanan (Cipali)," kata Utami.

Berkat adanya infrastruktur ini, pasar perumahan meningkat kemudian diikuti ritel. Selain itu, pasar industri yang terus tumbuh juga memicu menjamurnya hotel-hotel baru. Hal ini, terutama terjadi dalam kurun 2014-2015.

Ledakan sektor industri ini kemudian mengerek harga properti, terutama rumah tapak, sehingga segmentasinya juga ikut naik.

Sinar Mas Land Direksi Sinar Mas Land bersama dengan Sojitz, mitra strategis dari Jepang, dan PT PLN (Persero). hari ini (8/4/2016) melakukan penandatanganan perjanjian Pinjam Pakai Lahan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV.
Inilah yang pada gilirannya menciptakan permintaan baru untuk hunian vertikal atau apartemen. Tak aneh jika sekarang banyak berdiri apartemen-apartemen sewa maupun proyek apartemen baru di koridor timur Jakarta.

"Harga rumah cukup mahal. Sekarang rumah sudah mencapai Rp 2,5 miliar sampai Rp 4 miliar di Bekasi," sebut Utami.

Orang-orang mulai beralih ke pasar apartemen. Pada gilirannya, permintaan untuk hunian juga bertambah.

Selain dari penduduk asli yang populasinya meningkat, para ekspatriat yang bekerja di area tersebut jua menjadi pasar tetap (captive market).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com