Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusunawa Khusus Buruh di Ungaran Sepi Peminat

Kompas.com - 01/06/2016, 12:00 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang, Selasa (31/5/2016) menggelar prosesi slup-slupan atau dalam tradisi Jawa adalah selamatan menempati rumah baru di rumah sisun sewa (rusunawa) Ungaran, di Kelurahan Gedanganak, Ungaran, Kabupaten Semarang.

Sebelumnya, ground breaking Rusunawa Ungaran dilakukan oleh Presiden Jokowi pada akhir April 2015 dan diresmikan pemanfaatannya oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Sumarno pada awal bulan Pebruari 2016 lalu.

Namun hingga saat acara slup-slupan, peminat Rusunawa Ungaran tidak sesuai ekspektasi. Padahal hunian vertikal ini dibangun untuk menjawab kebutuhan buruh atau pekerja di kawasan tersebut yang mencapai 2.700 pekerja.

"Untuk tipe 36 tersedia sebanyak 66 unit, yang daftar 107 orang tapi yang mengembalikan berkasnya ada 44 orang. Sedangkan untuk tipe 24, ada 104 unit yang ndaftar ada 24 orang tapi yang mengembalikan formulir baru 3 orang," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang Sumardjito.

Tingkat keterisian yang tak lebih dari 30 persen ini menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Semerang, Totik Oktoriyanto, diperkirakan karena para pekerja masih terikat kontrak dengan pemilik kos atau kontrakan.

Mereka, kata Totik, masih terikat masa sewa minimal untuk hunian yang sekarang ditempati. Dia mencontohkan, masa sewa minimal 3 bulan sekaligus.

"Atau kalau kontrakan, harus ambil minimal 2 tahun, jadi (pemilik kontrakan/kos) tidak mau rugi," sebut Totik.

Namun di balik semua alasan itu, sepinya peminat Rusunawa Ungaran ini diduga lantaran harga sewa per unitnya masih cukup mahal.

Seperti diungkapkan oleh Marno Nugroho (31) warga Kretek, Desa Lerep, Ungaran Barat. Meski sudah mendafftar dan mengembalikan formulir pendaftaran, namun dirinya belum memutuskan mengambil unit di rusnawa tersebut.

Kompas.com/ Syahrul Munir Bupati Semarang Mundjirin bersama keluarga Mujiono (35) saat melihat salah satu unit di Rusunawa Ungaran, Selasa (31/5/2016).
Ayah dari dua anak yang berprofesi sebagai surveyor di AC Nielsen ini mengaku lokasi dan fasilitas yang memadai menjadi salah satu pertimbanganya mendaftar sebagai penghuni Rusunawa Ungaran.

Namun melihat harga sewa yang dipatok oleh pemkab Semarang masih cukup tinggi, dia berpikir ulang untuk mengambilnya.

"Lantai 1 katanya sampai Rp 400.000, lantai 4 masih kisaran Rp 300.000. Belum nanti bayar listriknya, airnya, bayar sekuriti. Saya masih keberatan, tidak mampu kalau segitu," kata Marno.

Marno yang saat ini tinggal di rumah mertua mengaku, sebelumnya pernah menyewa unit di Rusun Karangroto, di Kota Semarang.

Di sana, harga sewa per unitnya masih terjangkau untuk kalangan pekerja lepas seperti dirinya, yakni unit di lantai 2 sekitar Rp 120.000 dan sekitar Rp 80.000 untuk harga sewa per unit di lantai 4.

"Saya belum memutuskan jadi apa tidak ambil disini (Rusunawa Ungaran). Kalau bisa dinego lagi harganya," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com