Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Siapa Lahan di Jakarta Langka?

Kompas.com - 23/05/2016, 19:54 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengembangkan DKI Jakarta sebagai kota ekologis seringkali dinilai sulit. Di kalangan pengembang, khususnya, selalu mengatakan bahwa lahan di Jakarta terbatas.

Namun, arsitek sekaligus perencana kota dari Rujak Center for Urban Studies Marco Kusumawijaya justru menganggap sebaliknya.

Menurut dia, lahan di Jakarta masih bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan kota ekologis dan efisien.

"Itu kesimpulan yang orang bikin kadang-kadang tanpa meneliti dulu. Memangnya ada angka kalau tanah di Jakarta langka?" ujar Marco kepada Kompas.com, Jumat (20/5/2016).

Marco mengatakan, pengembang yang berpikir tanah Jakarta sudah langka, hanya malas mengembangkan. Pasalnya, Jakarta tidak padat dari segi lantai terbangun.

Ia mencontohkan, Singapura menerapkan nilai Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 8. Sementara di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan saja, nilai KLB tercatat sekitar 6 dan 4.

Artinya, Singapura membangun ruang yang jauh lebih banyak jika dilihat dari segi lantai atau ukuran meter persegi dibandingkan dengan Jakarta.

Luas lahan yang sudah dibangun di Jakarta memang banyak, tapi rata-rata hanya 1-2 lantai. Padahal, jika bicara aspek perkotaan, pengembangan tidak lagi dilihat dari luas lahannya, tetapi dari jumlah lantai terbangun.

"Itu yang selama ini orang tidak paham. Orang berpikirnya linier, manusia bertambah, maka tanah bertambah. Ya, kan tidak dong! Lantainya yang ditambah," jelas Marco.

Ia menekankan, hal ini hanya berlaku di perkotaan. Untuk petani, tentu soal peningkatan lahan tidak bisa dilakukan dengan cara yang sama.

Namun, untuk mengembangkan kota Jakarta menjadi lebih efisien, bukanlah hal yang mustahil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com