Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Reklamasi, Sedimentasi Teluk Jakarta Diprediksi 60 Cm Per Tahun

Kompas.com - 15/05/2016, 00:08 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta sudah cukup intens dalam pembangunan gedung-gedung tinggi. Sejak 1970-an, sudah ada konversi vegetasi lebih dari 80 persen.

Hal ini bisa mengganggu daerah tangkapan air. Data satelit bisa menunjukkan implikasi pembangunan besar-besaran di DKI Jakarta yaitu sedimentasi laut. Konversi vegetasi dan akumulasi logam berat pun meningkat.

Konversi ini mengakibatkan penurunan arus. Jika arus berkurang, aktivitas pencucian sedimentasi juga akan melambat. Dengan demikian, waktu tinggal material di laut juga semakin lama.

"Sedimentasi eksisting 20-30 cm per tahun. Begitu ada reklamasi, itu bisa mencapai rata-rata 50-60 cm per tahun," ujar Koordinator Bidang Kajian Strategis Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) Alan F Koropitan saat diskusi terkait NCICD di Goethe Institue, Jumat (13/5/2016).

Hasil sedimentasi ini, kata Alan, relatif tidak kemana-mana dengan adanya 17 pulau ini nanti. Jika sedimentasi mencapai 50-60 cm per tahun, artinya dalam dua tahun capaiannya setinggi satu meter.

Berdasarkan hal tersebut, Alan mempertanyakan apakah setiap tahun pemerintah mau mengeruknya.

Dan jika ada yang mengatakan bahwa Teluk Jakarta sudah tercemar, hal tersebut memang betul. Bayangkan, pada 2007 malah mencapai hiper-eutrofik.

Jadi, tambah Alan, secara organik sangat tercemar. Hampir setiap tahun selalu ada ikan mati.

Kondisi ekosistem Teluk Jakarta pun semakin lama kian menurun. Hal ini tidak lain karena implikasi pembangunan yang terjadi sejak tahun 1970 sampai sekarang.

"Kemudian, kita (Indonesia) ditawarkan dengan reklamasi bernilai triliunan. Ini tidak adil. Teluk ini sudah rusak dan kemudian kita bikin rusak lagi. Seolah-olah ada sinterklas dengan nilai proyek yang triliunan," sebut dia.

Alan mengakui bahwa laut memang sudah tercemar, tetapi tidak secara keseluruhan. Area yang tercemar hanya berada 2 mil dari garis pantai.

Setelahnya, laut di Teluk Jakarta masih baik dan bisa digunakan nelayan untuk mencari ikan.

Di area selepas 2 mil ini, nelayan bahkan bisa menemukan kepiting dan udang. Mereka menyelam sendiri menggunakan kompresor.

"Akibat sedimentasi, kalau (aktifitas pencucian) dia tersumbat, maka akan banjir. Sebelum reklamasi sudah tercemar iya, pasca reklamasi semakin parah," tandas Alan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com