Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 30 Tahun, Muka Banjir di Pekanbaru Turun 3,3 Meter

Kompas.com - 12/05/2016, 13:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bencana banjir kerap terjadi di Pekanbaru, Provinsi Riau. Memiliki luas wilayah 63.220 hektar, kota ini dilewati Sungai Siak sepanjang 345 kilometer.

Berdasarkan data yang diterima Kompas.com, banjir besar terjadi sejak 1986. Bahkan, hampir setiap tahun sejak 2003, banjir besar terjadi akibat luapan Sungai Siak.

"Banjir itu datang tidak hanya saat musim hujan. Karena Pekanbaru letaknya di tengah-tengah, kadang dapat kiriman dari hulu atau hilir," ujar salah satu staf Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera III Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kepada Kompas.com, Selasa (10/5/2016).

Untuk mengatasi permasalahan banjir ini, BWS Sumatera III membangun 7 stasiun pompa banjir yang dimulai pada 1987.  

Sejak keberadaan tujuh pompa ini, elevasi muka banjir berangsur-angsur menurun. Pada Oktober 1986, elevasi muka air banjir adalah +4,6 meter.

Sementara pada banjir yang terjadi Desember 2015, tercatat elevasi muka air banjir +1,3 meter. Dengan demikian, selama 30 tahun, penurunan elevasi muka air banjir adalah 3,3 meter.

Pompa yang pertama dibangun ini adalah Stasiun Pompa Sago Sektor I Kota Pekanbaru. Tipe pompanya yakni auger dengan kapasitas 2x3 meter kubik per detik. Luas wilayah layanannya mencakup 150 hektar atau 330 kepala keluarga (KK).

Stasiun pompa selanjutnya dinamai Stasiun Pompa Banjir Senapelan Sektor I Kota Pekanbaru tipe dua. Kapasitasnya mencapai 2x2 meter kubik per detik dengan layanan 150 hektar atau 330 KK.

Kemudian pada 2002, dibangun Stasiun Pompa Banjir Nelayan Sektor III Kota Pekanbaru. Kapasitas pompa ini adalah 2x2 meter kubik per detik. Luas layanannya 850 hektar atau 4.560 hektar.

Menyusul kemudian pembangunan Stasiun Pompa Banjir Parit Belanda Sektor III Kota Pekanbaru yang dibangun pada 2003-2005. Luas wilayah layanan stasiun ini sama dengan Banjir Nelayan.

Dua stasiun pompa selanjutnya adalah Pompa Banjir Meranti Pandak Sektor IV dan Stasiun Pompa Sago Sektor I Kota Pekanbaru tipe satu. Keduanya dibangun dalam kurun waktu 2006-2009.

Hingga lima tahun ke depan akan ada penambahan stasiun pompa lagi untuk mencegah banjir kembali datang. Saat ini, pompa-pompa baru tersebut sedang tahap Detail Engineering Design (DED).

"Banjir tidak datang hanya karena hujan atau luapan saja, tapi mungkin ada faktor lain misalnya drainase yang sulit menampung air," jelas staf BBWS Wilayah III Sumatera yang menolak disebutkan namanya ini.

Ia menjelaskan, seluruh dana pembangunan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana dari APBN ini juga digunakan untuk pemeliharaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com