Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Bugis Bangun "Homestay" di Tanah Seharga Rp 1.000 Per Meter Persegi

Kompas.com - 09/05/2016, 12:12 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Berlayar adalah hal yang lumrah bagi Badru, 63 tahun, warga Jalan Raya Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten.

Berdarah Badru yang berdarah Bugis, menjadi nelayan merupakan suatu keniscayaan.

Selama bertahun-tahun, dia telah mengarungi lautan Indonesia menggunakan perahu layar.

Hingga pada suatu saat, Badru menetap sementara di Way Kambas, Lampung. Kemudian pada 1987, Badru beserta keluarganya menyeberang ke Tanjung Lesung, dan menetap hingga kini.

Untuk membangun rumah tinggal, Badru membeli sejumlah bidang tanah di Jalan Raya Tanjung Lesung. 

Saat itu, tutur Badru, jalan raya belumlah seperti sekarang yang sudah diaspal, namun masih berupa jalan setapak.

"Dulu, sebelum jadi Kawasan Ekoknomi Khusus (KEK), tanah di sini cuma Rp 1.000 per meter persegi," ujar Badru kepada Kompas.com, Sabtu (7/5/2016).

Arimbi Ramadhiani Kampung Sadar Wisata, Cipanon, Tanjungjaya, Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Gambar diambil Jumat (6/5/2016).
Meski murah, ia tidak membeli tanah dalam jumlah besar karena belum terpikirkan kawasan tersebut bakal berkembang seperti sekarang.

Kini, sudah sulit mencari tanah murah di area ini karena banyak yang diambilalih pengusaha. Sementara orang asli Banten sendiri tersingkir dan tinggal di pelosok perkampungan.

"Sekarang mah mana ada yang mau jual Rp 200.000 (per meter persegi). Paling murah Rp 300.000 (per meter persegi)," cetus Badru.

Sebidang tanah yang ia miliki di pinggir jalan ini, telah dimanfaatkan untuk membangun penginapan sederhana (homestay). Tingkat okupansinya cukup tinggi, apalagi jika memasuki hari-hari libur.

Mengingat usia yang sudah lanjut, Badru pun mulai menghentikan aktivitas melautnya. Ia memilih untuk fokus pada bisnis homestay. Saat ini tengah dikembangkan kamar-kamar baru.

"Kita bangun 6 kamar lagi, karena banyak sekali pengunjung yang butuh kamar kalau lagi hari libur. Semoga sebelum Lebaran sudah jadi," harap dia.

Homestay milik Badru ini memiliki tiga kamar tidur dengan fasilitas kipas angin berukuran standar. Sementara kamar mandinya berjumlah 2 unit.

Tanjung Lesung Beach Hotel
Sewanya per malam dibanderol Rp 200.000 pada hari biasa dan Rp 300.000 saat akhir minggu atau libur.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, di sepanjang Jalan Raya Tanjung Lesung, memang terdapat beberapa penginapan murah. Harganya berkisar Rp 300.000-Rp 500.000 per malam.

Pada hari libur, harga sewa kamar ini bisa melonjak sampai Rp 700.000-Rp 800.000 per malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com