Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RISHA, Pengganti Rumah Tak Layak Huni untuk Nelayan Cilacap

Kompas.com - 05/05/2016, 14:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

CILACAP, KOMPAS.com - Tak hanya membangun jembatan apung pertama di Indonesia, Badan Penelitian an Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga menyoroti masalah permukiman di Desa Klaces, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Baca: Jembatan Apung Pertama di Indonesia Dibangun di Cilacap

Permukiman yang ada di desa ini sebagian besar merupakan rumah tapak (landed house) semi dan non-permanen yang tidak memenuhi standar, tidak layak huni, dan dibangun asal-asalan.

Kondisi diperburuk dengan sanitasi, air bersih, pengeloalaan sampah, dan drainase yang ada tidak terpelihara dan tidak layak.

Untuk permasalahan permukiman di Desa Klaces, ini Tim Balitbang PUPR sudah melakukan beberapa renovasi dan penataan di beberapa bangunan desa.

Untuk bangunan rumah, rencananya akan dibangun dengan sistem rumah panggung dan menerapkan model rekayasa teknologi bangunan rumah yaitu Rumah Instan Sederhana (RISHA).

RISHA merupakan teknologi membangun rumah sistem pra cetak yang sederhana, cepat dan tahan gempa yang telah diterapkan di berbagai daerah.

Tahun 2016 Kementerian PUPR mengalokasikan pembangunan rumah khusus sebanyak 5.996 unit. Penerima manfaat bantuan rumah khusus meliputi penduduk kawasan perbatasan, wilayah terpencil, nelayan, serta aparat negara terutama yang bertugas di daerah perbatasan.

Pembangunan rumah khusus merupakan bagian dari Program Nasional Pembangunan Sejuta Rumah untuk mengurangi 13,5 juta keluarga yang belum memiliki rumah pada tahun 2014 menjadi 6,8 juta unit pada 2019.

Tim Balitbang PUPR bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap segera merealisasikan rencana pembangunan permukiman ini, sehingga Kampung Laut nantinya tidak tertinggal dari kampung-kampung yang lain.

Kerjasama ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung Laut yang sebagian besar bermata pencarian sebagai nelayan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com