Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Apung Pertama di Indonesia Dibangun di Cilacap

Kompas.com - 05/05/2016, 11:27 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

CILACAP, KOMPAS.com -  Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun jembatan apung yang  menghubungkan Desa Ujung Alang dan Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Jembatan apung sepanjang 40 meter ini nantinya menjadi jembatan dengan teknologi apung pertama di Indonesia dan dipasang pada bulan Mei ini.   

“Dipilihnya teknologi apung untuk jembatan ini setelah pegamatan lokasi. Tidak dimungkinkan untuk membangun jembatan dengan teknologi pancang," tutur Kepala Balitbang PUPR Arie Setiadi Moerwanto, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (5/5/2016).

Menurut Arie, kalaupun dibangun dengan pancang, akan membutuhkan dana yang sangat besar. Hasil pengamatan tim Pusat Litbang Jalan dan Jembatan (Pusjatan) menemukan, bahwa sedimen yang di lokasi tempat akan dibangun jembatan memiliki kedalaman hingga 20 meter.

Karena kondisi inilah maka tim memutuskan teknologi apunglah yang cocok untuk diaplikasikaan di kampung nelayan ini.

Selain biaya produksinya lebih murah, keunggulan dari jembatan hasil teknologi Balitbang PUPR ini mudah dibongkar-pasang atau dipindah-pindah. 

Pembangunan jembatan ini awalnya adalah usulan dari Mantan Menko Bidang Kemaritiman Dwisuryo Indroyono pada Tahun 2015.

Kemudian pada pada awal tahun 2016 ini Pusjatan memulai perancangan jembatan dan langsung melakukan trial assembly jembatan apung pada bulan Januari hingga April 2016. 

Selain jembatan di Kampung Laut, permasalahan sedimentasi di Segara Anakan juga menjadi pokok masalah yang harus segera ditangani.

Pendangkalan yang disebabkan material yang terbawa oleh aliran Sungai Citanduy telah menimbulkan permasalahan di Segara Anakan, di antaranya banjir dan terhambatnya akses kapal-kapal yang lewat akibat dari pendangkalan tersebut.

Penanganan masalah sedimentasi guna mempertahankan keberadaan Laguna Segara Anakan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu program pengendalian sedimen sungai, mengatur tata letak muara sungai Citanduy serta pengerukan secara bertahap.

Pengerukan bertahap akan dilakukan di alur pelayaran, yaitu Plawangan Barat dan alur transportasi Cilacap dan Majingklak, serta normalisasi anak-anak sungai yang bermuara di laguna Segara Anakan.

Pada tahun 2004 pernah dilakukaan pengerukan sebanyak 544 hektar atau 9 juta meter kubik dengan rata-rata kedalaman 1,75 meter, akan tetapi kondisi ini tidak berlangsunng lama karena saat ini sudah menjadi dangkal kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel 'Stainless Steel' di Dapur

Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel "Stainless Steel" di Dapur

Tips
Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Apartemen
Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Perkantoran
186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

Berita
4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

Berita
Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com