Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Gagal Bedakan Kota Kreatif dan Kota Pusaka

Kompas.com - 22/03/2016, 16:01 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sejatinya punya banyak kota dengan potensi ekonomi kreatif tinnggi. Namun, seringkali pengertian kota kreatif dan kota pusaka simpang siur, bahkan di tingkat pemerintahan.

Menurut Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Ahmad Djuhara, kota kreatif, ditandai dengan kemunculan komunitas kreatif. Sementara kota pusaka ditandai dengan bangunan artefak yang sudah ada sejak dulu.  

"Masalahnya, di Kementerian Parekraf (Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) itu, kota pusaka dijadikan kota kreatif. Saya pikir gagal total-lah," ujar Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Ahmad Djuhara di Jakarta, Kamis (17/3/22016).

Ia mencontohkan, Kota Jember bukan kota pusaka, melainkan kota kreatif. Pada praktiknya, peraturan di kota-kota saat ini seringkali menjerat ide-ide kreatif.

Sebaiknya, menurut Djuhara, pemerintah bukan hanya mengusahakan ekonomi kreatif, tapi membongkar paradigma internal pemerintahan supaya bertindak dan berpikir secara kreatif.

IAI juga sempat mengajukan konsep ke Badan Ekonomi Kreatif tentang 20 kota kreatif Indonesia. Namun, hingga saat ini, belum ada tanggapan dari pemerintah.

"Ini perlu kajian juga, mungkin kita perlu menelaah mana yang paling realistis (untuk menjadi kota kreatif) dan rasanya memang tidak akan sama di setiap kota di Indonesia," jelas Djuhara.

Ia juga mengatakan, kota-kota yang berpotensi menjadi kota kreatif antara lain yang berada di sepanjang utara Jawa.

Sebagai kota yang memiliki potensi tersebut, banyak sekali pihak yang bisa masuk dan mengembangkan kota tersebut. Djuhara berharap, para arsitek terlibat di dalam pengembangan kotanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com