Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotel "Malapetaka", Simbol Sempurna Isolasi Komunis Korea Utara

Kompas.com - 08/03/2016, 22:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

KOMPAS.com - Hotel Ryugyong di Korea Utara (Korut) diklaim sebagai bangunan telantar tertinggi di dunia akibat pembangunannya yang tak kunjung selesai hingga saat ini.

Begini kisahnya. Pada 1987, para pekerja di Korut mulai mengerjakan bangunan yang digadang-gadang merupakan hotel tertinggi di ibu kota Pyongyang.

Kerangka hotelnya rampung dua tahun kemudian, sedikit kasip dari jadwal yang seharusnya bisa dibuka untuk publik pada 1989.

Kemudian pada 1992, setelah kekalahan sekutu dan para pendukung Uni Soviet, pengerjaan pembangunan Hotel Ryugyong benar-benar terhenti.

Kenyataan itu lantas membuat struktur yang dirancang 105 lantai dan tinggi 303 meter tersebut membungkam harapan rakyat Korut.

Kendati demikian, lilin asa kembali menyala ketika Kim Il Sung berkuasa. Banyak yang berharap hotel itu nantinya akan mampu meningkatkan industri pariwisata Korut.

Namun yang terjadi malah sebaliknya, hotel kosong itu terlihat bagaikan simbol sempurna untuk mengisolasi bangsa Komunis dengan imajinasi kemegahan yang ada.

Lebih dari 750 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 9,8 triliun terbuang sia-sia untuk hotel yang kerap disebut Hotel of Doom atau Hotel Malapetaka itu.

Kendati demikian, Hotel Ryugyong belumlah mati. Sebuah perusahaan asal Mesir bernama Orascom mulai mengerjakan pembangunan kebali pada 2008 dengan menambah eksterior kaca pada fasad bangunan.

Tetapi konstruksi hotel mewah itu kembali terhenti. Beberapa laporan menyatakan, di dalam bangunan belum terpasang sistem air, listrik, dan lain sebagainya.

Bangunan raksasa serupa pesawat ruang angkasa itu kini tak ubahnya sebuah bangunan dengan interior berongga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com