BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Aqua

Mereka Enggan dan Malu Menenteng Kantong Plastik Sendiri...

Kompas.com - 27/01/2016, 16:25 WIB
KOMPAS.com - Hasil jajak pendapat Kompas menunjukkan tiga dari lima responden mengakui perlunya membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi limbah plastik. Beberapa warga bahkan sudah membawa kantong belanja sendiri saat berbelanja ke mal.

Pada dasarnya, sebagian besar responden muda pada jajak pendapat itu setuju dengan perilaku menghemat kantong belanja. Sekitar tujuh dari sepuluh responden muda perkotaan itu bersedia membawa kantong belanja sendiri jika belanja di supermarket.

Namun, sebaliknya, responden dengan usia lebih senior tampaknya sedikit lebih enggan direpotkan dengan urusan membawa tas kantong sendiri saat berbelanja. Keengganan itu senada dengan sebagian responden yang tidak mau menghemat kantong plastik.

Sekitar 40 persen responden menyatakan tidak mau membawa kantong belanja sendiri. Alasan yang acapkali disampaikan adalah ribet dan merepotkan.

Mereka enggan dan malu menenteng kantong sendiri. Selain itu, kebiasaan ini dianggap tidak praktis karena harus membeli kantong belanja khusus. Bahkan, ada anggapan dari beberapa responden jika membawa kantong sendiri takut disangka mencuri.

Dari segi pemanfaatan, kantong plastik yang diperoleh dari warung, toko, dan supermarket pada umumnya dimanfaatkan kembali. Sebagian besar responden memanfaatkan kantong keresek ini untuk kantong sampah sisa-sisa dapur sebelum dibuang ke tempat sampah.

Selain itu, juga dapat digunakan untuk pembungkus barang dan makanan. Sekitar 77 persen responden melakukan hal tersebut, sedangkan sisanya langsung membuang ke tempat sampah atau dibakar (15 persen).

Ada pula responden yang memanfaatkan plastik keresek tersebut menjadi produk daur ulang seperti untuk barang-barang kerajinan. Namun, tidak banyak responden yang melakukan kegiatan ini, yakni hanya sekitar 8 persen responden.

KOMPAS.COM/NURSITA SARI Mobil pengangkut sampah membuang sampah yang berasal dari Jalan Gatot Subroto di TPS Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (5/11/2015).
Darurat sampah

Persoalan sampah di perkotaan tak kunjung selesai. Tingginya kepadatan penduduk membuat konsumsi masyarakat pun tinggi. Di sisi lain, lahan untuk menampung sisa konsumsi terbatas. Baca: Indonesia Darurat Sampah.

Di kota besar seperti di DKI Jakarta, Bandung, dan Surabaya yang kebijakan pengelolaan sampahnya sudah maju, masih saja dijumpai warga yang belum sadar lingkungan. Masih ada sebagian warganya tidak bersedia menghemat kantong plastik.

Responden jajak pendapat yang tinggal di DKI Jakarta ada sebanyak 30 persen, Bandung 26 persen, dan Surabaya 34 persen. Salah satu alasan yang terungkap yaitu mereka menganggap kantong plastik tersebut wajib disediakan oleh peritel. Itu menjadi fasilitas konsumen jika belanja di supermarket sehingga jangan dibebankan kepada masyarakat.


Terkini Lainnya

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Berita
Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Berita
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com