Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Surabaya, Tidak Bandung atau Yogyakarta?

Kompas.com - 22/01/2016, 11:43 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Pengembang-pengembang raksasa semakin intensif menggarap pasar Surabaya. 

Ibu kota Jawa Timur ini menjadi primadona dalam lima tahun terakhir, saat seluruh sub-sektor properti menunjukkan pertumbuhan pesat.

Bahkan, Sinarmas Land Group, pengembang dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, berencana memperluas bisnisnya dengan menggarap megaproyek ratusan hektar. 

Pasca kesuksesan perumahan Wisata Bukit Mas yang sudah terserap 100 persen, mereka tengah mempersiapkan rancangan untuk membuka proyek kedua.

Managing Director Corporate Strategy & Services Sinarmas Land Ishak Chandra mengatakan proyek terbaru perusahaan di Surabaya akan diumumkan segera setelah Nuvasa Bay Batam dirilis pada kuartal III-2016.

"Kita punya rekam jejak bagus di Surabaya. Wisata Bukit Mas sold out. Setelah proyek di Batam, baru kita umumkan yang terbaru di Surabaya," buka Ishak.

Mengapa Surabaya, tidak Bandung atau Yogyakarta?

Menurut Ishak, pasar Surabaya sangat besar. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya punya pasar potensial dengan daya beli tinggi. 

Hal senada juga dikemukakan Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto. Kata Ferry, Surabaya punya banyak hal yang menjadi pemantik investor berbondong-bondong datang.

"Pertama, catchment area-nya luas. Makassar, Balikpapan, Manado, atau bahkan dari Semarang, Yogyakarta, banyak mengincar kota ini untuk berinvestasi," tutur Ferry, Kamis (21/1/2016). 

ciputra world surabaya Properti multifungsi Ciputra World Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, yang dikembangkan PT Ciputra Surya Tbk.
Sedangkan Bandung, wilayah tangkapannya hanya Sumedang, Tasikmalaya, dan Cirebon yang belum menjanjikan investasi besar. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com