Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepis Tudingan Pencitraan, Pemerintah Harus Tahu Pasti Kebutuhan Rumah

Kompas.com - 21/01/2016, 08:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Nasional Pembangunan Satu Juta Rumah diyakini sebagai program yang fokus pada pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Namun, di sisi lain, program ini juga dikhawatirkan hanya untuk kepentingan pencitraan pemerintah semata.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengatakan, tudingan tersebut muncul karena jumlah rumah yang dibangun pemerintah tidak jelas.

"Program ini kan untuk mengentaskan kekurangan rumah, bukan untuk pencitraan. Tapi, karena dihitung proyek, jadi yang dihitung yang terbangun," ujar Eddy kepada Kompas.com, Rabu (20/1/2016).

Eddy mengaku khawatir dalam enam bulan ke depan tidak ada perkembangan kemjuan program ini. Pasalnya, yang dilaporkan pemerintah akhir tahun lalu adalah rumah yang baru akan dibangun.

Rumah-rumah tersebut bahkan belum masuk daftar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan baru akan dibeli tahun ini.

Jika sebelumnya rumah-rumah ini sudah masuk dalam Program Nasional Pembangunan Satu Juta Rumah pada 2015, maka tidak bisa masuk hitungan kembali pada tahun ini.

"Seharusnya, rumah yang dihitung itu sudah serah terima. Kalau baru akan dibangun atau sudah dibangun, apa akan mengentaskan backlog (kekurangan rumah)?" jelas Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com