JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan infrastruktur berupa struktur ruang atau sumber daya air, sangat berguna jika satu kawasan ingin berkembang. Infrastruktur bisa memudahkan distribusi barang maupun mobilitas manusia.
Dengan demikian, peran infrastruktur menjadi sangat dibutuhkan. Namun saat ini, membangun infrastruktur yang biasa saja, tidaklah cukup.
Menurut arsitek senior PT Wiswakharman, Andy Siswanto, pemerintah perlu mengembangkan infrastruktur yang hijau dan ramah lingkungan.
"Ke depan kita harus mengembangkan bagaimana membuat infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lebih harmonis terhadap ekologi. Kota juga perlu sistem berkelanjutan secara ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain," ujar Andy di Jakarta, Jumat (11/12/2015).
Menurut Andy, infrastruktur bisa memberdayakan itu semua dan menghasilkan kota yang berkelanjutan.
Karena itu, insinyur infrastruktur sebaiknya memiliki dasar pemikiran utilitarianisme dan rasionalisasi fisika dalam mencari efisiensi ekonomi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Hal tersebut, kata Andy, memiliki efek besar. Jika infrastruktur kurang harmonis dengan siklus alam, saat hujan misalnya, air hujan yang mengalir tidak langsung terserap tanah karena sebelumnya tidak dipertimbangkan bagaimana drainasenya.
"Air yang tidak terserap ini, akan menimbulkan banjir," imbuh Andy.
Saat ini, belum ada pendekatan infrastruktur hijau yang dibangun pemerintah. Menurut dia, pemerintah perlu melakukan inisiasi dengan mengajak konsultan negara-negara tetangga yang sebelumnya sudah fokus membangun infrastruktur hijau.
Ia kemudian mencontohkan, beberapa taman di Singapura dibangun berdampingan dengan sungai-sungai yang sudah bersih.
Selain bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berolahraga atau rekreasi, taman-taman ini juga menyehatkan. Di samping itu, sungai-sungai ini juga tidak menimbulkan banjir di area sekitarnya.
Untuk mewujudkan itu semua, kata Andy, memang perlu upaya ekstra. Pasalnya, perlu lahan yang lebih luas di sekitar sungai untuk membangun taman-taman tersebut.
Pembebasaan lahan pun menjadi masalah selanjutnya. Untuk itu, perlu adanya sinergi dan koordinasi antara satu departemen dengan departemen lain sehingga tidak bentrok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.