Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi MEA, Arsitek Indonesia Tak Perlu Minder

Kompas.com - 15/12/2015, 09:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), arsitek Tanah Air harus mampu bersaing dengan arsitek mancanegara yang masuk ke Indonesia.

Begitu juga sebaliknya, tidak hanya bertaraf nasional, arsitek Indonesia harus bisa berkompetisi dengan para arsitek di kawasan ASEAN.

"Kita harus siap untuk berkompetisi, dengan meningkatkan kemampuan. Arsitek juga harus melihat pasar dengan lebih jeli," ujar arsitek dari biro Gunho & Niken Architects (GNA), Bernadetta Ratna Niken, kepada Kompas.com, di Jakarta, Kamis (10/12/2015).

Salah satu syarat agar arsitek mampu bersaing, kata Niken, adalah dengan memahami keadaan secara cepat dan tangkas.

Hal ini, menurut dia, tidak terlalu sulit dilakukan, mengingat arsitek lokal pasti sudah memahami keadaan Indonesia, baik dari sisi budaya maupun kebutuhan masyarakat setempat.

Niken menilai, pemahaman budaya lokal bisa menjadi keunggulan arsitek lokal dibandingkan mancanegara. Ini lantaran arsitek dari negara luar, belum tentu memahami pasar kita.

"Kita jangan minderlah, karena kita punya pengetahuan tentang kebutuhan masyarakat setempat," sebut Niken.

Ia juga mengatakan, pasar properti di Indonesia pun masih memungkinkan bagi arsitek, baik dari lokal maupun asing untuk berkembang.

Tahun-tahun ke depan, arsitek Indonesia akan dihadapkan pada tantangan pengembangan konsep desain arsitektur.

Namun, arsitek Indonesia bisa lebih kreatif dengan menggabungkan unsur arsitektur dan budaya setempat.

Selain itu, sisi positif MEA adalah arsitek Indonesia bisa belajar dari arsitek asing. Kelebihan arsitek dari negara luar adalah mereka bekerja secara profesional dan teliti.

Jika bisa mengambil ilmu ini dan menggabungkan desain dengan budaya, maka arsitek Indonesia pasti mampu bersaing dengan arsitek mancanegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com