Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Stadion Piala Dunia 2022, Qatar Gandeng Arsitek Negeri Kiwi

Kompas.com - 07/12/2015, 19:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

KOMPAS.com - Dua firma arsitektur asal Selandia Baru dipilih untuk menjadi mitra kerjasama pemerintah Qatar dalam pembangunan stadion yang akan menjadi venue utama di Piala Dunia 2022.

Mereka adalah Chriss Glasson Landscape Architects dan Thom Craig Architecs, yang sama-sama berasal dari Christchurch.

Keduanya akan berkolaborasi dalam proyek pembangunan stadion bernilai miliaran dollar AS, di Al Khor, 50 kilometer utara Doha.

Glasson dan Craig memulai kerjasama 12 tahun lalu. Proyek mereka tersebar di China, Mesir, dan wilayah lainnya di Timur Tengah. Keduanya juga memiliki pengalaman di Malaysia.

Perusahaan patungan mereka, Polis Group tengah memulai fase menggambar dan konstruksi desain Stadion Al Bayt yang akan memiliki pondasi setinggi delapan meter.

Glasson mengatakan, stadion dibangun di atas "podium" yang mereplikasikan gundukan tanah di gurun dengan dataran tinggi membentuk oase di tengahnya.

Lanskap stadion dan eksterior bangunannya terinspirasi "abstraksi Gurun Arab." Plaza stadion mengambil lokasi di dataran tinggi sekitar taman.

Stadion dengan total luas area lebih dari 200 hektar itu dilengkapi restoran-restoran, kafe, dan kios informasi.

Pemerintah Qatar sendiri masih merahasiakan jumlah biaya pembangunan Stadion Al Bayt. Namun, beberapa pihak menaksir proyek ini bernilai miliaran dollar AS.

Jumlah tersebut tak hanya untuk membangun stadion, tetapi juga untuk lanskap, bangunan tambahan, dan irigasi.

Bukan hanya itu, Pemerintah Qatar juga akan menambah akses jalan, area parkir mobil, dan pencahayaan di sekitar stadion.

Glasson yakin Qatar tidak akan kehilangan hak untuk menggelar Piala Dunia 2022. Menyusul investigasi beberapa instansi terhadap indikasi korupsi pada pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 oleh FIFA.

Polis Group nantinya akan bekerjasama dengan firma arsitektur asal Qatar seperti yang tertera dalam kontrak.

Meski begitu, Glasson takjub dengan pihak Qatar yang memberikan kebebasan bagi Polis Group untuk merancang desain stadion.

Pada akhirnya, Glasson merasa bangga karena dua firma arsitektur kecil asal Christchurch, Selandia Baru mampu bekerja bersama-sama dalam proyek besar berskala internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com