Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria China Buat Batu Bata dari Debu Polusi

Kompas.com - 02/12/2015, 21:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

Sumber QZ

KOMPAS.com - Sementara banyak warga Beijing yang tinggal di dalam rumah untuk menghindari polusi berat, orang ini justru mendedikasikan dirinya bergelut dengan racun selama empat jam sehari, dalam 100 hari berturut-turut.

Dia bergumul di satu lokasi di pusat kota yang penuh polusi seraya mengumpulkan material beracun tersebut dan menjadikannya batu bata.

Pria dengan kuncir ekor kuda ini berjalan-jalan di Beijing dengan vakumnya, dan menghisap polusi yang terangkat tinggi di udara.

Adalah Nut, seorang artis berusia 34 tahun dari Shenzhen. Dia mengumumkan rencananya untuk memvakum debu dari udara Beijing pada akhir Juli.

Setiap hari sejak itu, pria dengan ekor kuda ini berjalan-jalan di Beijing dengan vakumnya, dan menghisap polusi yang melayang di udara.

Nut mencampur debu (hitam) dengan tanah liat. Pada tanggal 30 November, hari ke-100 proyek, campuran debu dan tanah liat ini dibawa ke sebuah pabrik batu bata.

Bata diciptakan dalam beberapa hari, setelah dikeringkan dan dibakar.

"Udara di Beijing seluruhnya buruk. Sementara tidak ada pasokan khusus udara bersih," kata Nut.

Dia muncul dengan rencananya pada tahun 2013, setelah tinggal di kota selama bertahun-tahun, sebagai "airpocalypse" Beijing.

Melalui penampilan seninya, ia ingin orang berpikir tentang perlindungan lingkungan dan lebih memahami hubungan antara manusia dan alam.

Selama perjalanannya, ia sering dipanggil "pembersih," atau "orang yang memantau udara." Nut menyedot udara dari hutong Beijing (jalur lama), Tiananmen Square, stadion nasional Bird’s Nest, hingga ke markas Departemen Perlindungan Lingkungan.

Setiap hari ia mencatat tanggal, cuaca, dan wilayah yang debunya sudah dihisap di akun Weibo miliknya. Ia bahkan menambahkan foto dari orang yang lewat.

Saat pekerjaan Nut semakin banyak menarik perhatian, banyak yang meragukan jika batu bata tersebut benar-benar terbuat dari asap.

Nut pun menjelaskan, apa yang ia punya di akhir pekerjaannya adalah campuran dari "debu dan asap" yang beratnya sekitar 100 gram.

Ia menambahkan tanah liat untuk membuat batu bata yang beratnya tidak jauh berbeda dari yang biasanya.

"Saya tidak melakukan penelitian ilmiah apa pun," katanya.

Langkah selanjutnya, Nut akan memberikan bata tersebut ke situs konstruksi, dan menjadikannya bagian dari sebuah bangunan baru di Beijing.

Dia ingin batu batanya hilang dalam konstruksi beton. "Seperti menempatkan setetes air di lautan," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber QZ
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

Berita
[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com