"Mereka yang tidak mampu beli rumah dan tidak punya syarat pinjaman dari bank atau tidak dapat kredit dari bank merupakan target kami untuk menjadi penyewa," ujar Claire Lisin, APAC Operation Director, di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (25/11/2015).
Orang-orang ini, menurut Claire, baik dan jujur. Mereka juga memiliki pekerjaan dan pendapatan yang tetap. Karena itu, Mount Helix akan masuk lapisan masyarakat ini.
Caranya dengan membeli rumah dan menyewakannya kepada mereka. Rumah-rumah ini merupakan kelas B2. Artinya, harga rumah ini tidak mahal.
"Banyak pasar di sana (Amerika) yang bisa masuk golongan ini. Mereka yang mau berusaha di bidang properti, dengan tahapan masuk yang rendah sekalipun, bisa mencapainya," kata Claire.
Untuk tahap awal, kata dia, investor asing hanya perlu menyiapkan dana lebih kurang 70.000 dollar AS atau Rp 958 juta (kurs Rp 16.698 per dollar AS).
Di bawah itu, Claire tidak menjamin bahwa investor bisa mendapatkan rumah yang layak untuk direnovasi dan disewakan.
Sejauh ini, Mount Helix telah mengerjakan 2.000 perumahan hasil akuisisi, rehabilitasi, dan renovasi untuk kemudian menyewakannya.
Mount Helix mengakuisisi aset di bawah biaya penggantian dengan potensi untuk menambah nilai di daerah yang sering mengalami beberapa hambatan.
Setiap rumah dianalisis untuk biaya keuntungan per unit dan per meter persegi, kelipatan harga sewa, inefisiensi operasional, tingkat kapitalisasi, dan faktor risiko eksternal.
Keuntungan model bisnis ini adalah memutar aset lemah yang perlu direposisi dan dipasarkan kembali dengan harga yang tepat. Dengan demikian, keuntungan dibuat pada saat pembelian.