Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Pas-pasan, Sulit Bagi Guru Punya Rumah Pribadi

Kompas.com - 25/11/2015, 16:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Perayaan Hari Guru yang diselenggarakan tiap tanggal 25 November selalu dikaitkan dengan kesejahteraan guru. Salah satunya adalah kesejahteraan terkait pemilikan rumah pribadi.

Kepemilikan rumah pribadi menjadi kendala bagi banyak tenaga pengajar di Indonesia. Gaji bulanan yang tak terlalu besar adalah salah satu faktor yang menghambat guru untuk memiliki rumah.

"Kalau mengandalkan gaji guru sendiri nggak bisa beli rumah. Untuk golongan PNS paling tinggi 4C saja kisaran gajinya Rp 4 juta-Rp 5 juta per bulan," kata Guru Matematika SMAN 1 Tangerang Selatan, Siti Nur Komarilah, di Tangerang Selatan, Rabu (25/11/2015).

Guru yang akrab dipanggil Ibu Kokom oleh murid-muridnya itu juga mengaku bahwa saat ini sudah menjadi PNS golongan 4A. Gajinya pun hanya Rp 4,3 juta per bulan.

Meski begitu, beruntung bagi Kokom yang merupakan penduduk asli Ciledug telah memiliki rumah pribadi di kampung halamannya itu.

Rumah pribadi itu dibangun Kokom dan suaminya di atas lahan milik orangtuanya dan mulai ditempati sejak tahun 1998.

Terlepas dari hal itu, Kokom mengakui masih banyak teman-temannya sesama rekan guru yang belum memiliki rumah.

"Masih sulit guru-guru sekarang mendapatkan rumah," ucap Kokom.

SK Ditahan

Menurutnya, status sebagai guru juga tak serta merta memberikan para guru kemudahan untuk memiliki rumah pribadi.

Jika pun ada hanyalah kemudahan melakukan pinjaman ke bank, karena berpenghasilan tetap. Itu pun harus melalui syarat yang rumit.

"Sebagai guru bukan berarti ada kemudahan, ada kemudahan pinjaman di bank tetapi Surat Keputusan (SK) PNS ditahan untuk jaminan," keluhnya.

Meminjam dana atau kredit bank pun tak semudah membalikkan telapak tangan. Sekitar 70 persen gaji diwajibkan untuk membayar cicilan ke bank, sementara sisanya baru digunakan untuk keperluan pribadi.

Wajar jika kemudian, para guru kesulitan dan dinilai tidak bankable karena kemampuan bayar cicilannya lebih rendah. Terlebih bila para guru ini sudah berkeluarga dengan gaji pas-pasan.

"Untuk yang belum berkeluarga sih mudah tapi kalau yang sudah berkeluarga pasti berpikir dua kali," tandas Kokom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com