Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mereka Beli Apartemen Supermewah Hanya untuk Gengsi"

Kompas.com - 06/10/2015, 14:08 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendati secara umum pasar apartemen mengalami perlambatan penyerapan pada kuartal III-2015, namun untuk segmen supermewah atau luxury, kinerjanya justru masih positif. 

Hal itu ditunjukkan dari tingkat penjualan apartemen supermewah yang mencapai lebih dari 50 persen. Bahkan beberapa di antaranya belum secara resmi diperkenalkan kepada publik Indonesia.

Padahal, harganya selangit. Sebut saja, apartemen Langham Residences yang dibesut Agung Sedayu Group. Saat ini harga per meter perseginya menyentuh angka Rp 75 juta. Sementara Raffles Residences mencapai Rp 66 juta per meter persegi, Anandamaya Residences Rp 65 juta per meter persegi, Dharmawangsa Residences Rp 60 juta per meter persegi, The Hundred dan Regent Residences menembus level Rp 55 juta per meter persegi.

Associate Director Residential Sales Colliers International Indonesia, Aliviery Akbar, mengungkapkan harga-harga aktual berdasarkan transaksi kepada Kompas.com, usai presentasi Jakarta Property Market Report, Selasa (6/10/2015). 

Menurut Aliviery, apartemen kelas supermewah masih diminati karena dirancang untuk memenuhi kebutuhan kalangan berduit. Selain itu, pasokannya pun terbatas, hanya puluhan unit dalam satu menara. Hingga kuartal III-2015, pasokan apartemen supermewah ini tak lebih dari 1 persen dari total pasokan aparetemen di Jakarta yang masuk pasar sebanyak 152.358 unit.

www.ciputraworldjakarta.com Hotel bintang lima berlian ini membutuhkan dana konstruksi senilai Rp 600 miliar. Dengan tarif kamar 425 dollar-7.500 dollar AS per malam, maka pengembalian investasi terjadi 12 tahun kemudian.
Apartemen-apartemen ini dibeli oleh orang-orang kaya Indonesia dengan kategori ultra high net worth individuals (UHNWI), yang jumlahnya juga terbatas. Bila ada pasokan baru masuk pasar, mereka akan langsung membelinya karena kalangan ini tidak tergantung kondisi perlambatan ekonomi, dan tidak sensitif terhadap harga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com