Nakase menuturkan, dari jumlah tersebut, sebanyak 65 persen lemari es dialokasikan untuk pasar dalam negeri. Sementara sisanya diekspor ke luar Indonesia antara lain ke Malaysia, Thailand, Jepang, dan bahkan ke Nigeria.
Dari sisi bahan baku lemari es, sebanyak 15 persen diimpor dari luar Indonesia. Saat ini, Haier tengah menganalisa agar bisa memproduksi bahan baku di dalam negeri. Menurut Nakase, tidak mudah menciptakan 15 persen bahan baku lemari es ini di Indonesia, karena Haier tidak pernah membuat bahan baku tersebut.
Sedangkan untuk peralatan rumah tangga elektronik lainnya, yakni mesin cuci, pendingin ruangan, dan televisi, diproduksi dan diimpor dari China dan Thailand.
Menurut Excecutive General Manager Fajar Surya, produk Aqua di Indonesia yang menjadi andalan adalah lemari es dan mesin cuci. Komposisinya 45-50 persen untuk lemari es, 30 persen mesin cuci, dan sisanya televisi dan pendingin ruangan.
Dari komposisi tersebut, penjualan lemari es sebanyak 50.000 unit-70.000 unit dan mesin cuci kurang dari 50.000 unit. Harganya berkisar antara Rp 2 juta sampai Rp 4,5 juta per unit untuk lemari es, Rp 2 juta-Rp 3 juta per unit untuk mesin cuci, Rp 3,5 juta sampai RP 6 juta per unit untuk pendingin ruangan, dan Rp 3,5 juta-Rp 6 juta per unit untuk televisi.