Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijamin Tidak "Nyetrum", Pemanas Air Ini Hemat Listrik 60 Persen

Kompas.com - 08/08/2015, 16:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebanyakan produk pemanas air menggunakan elemen pemanas. Elemen ini biasa dipakai pada termos konvensional untuk merebus air dan membutuhkan daya listrik yang besar.

Menurut General Manager PT Salis ACK Indonesia, Eling Wahyu Gunawan, di dalam elemen tersebut, terdapat pipa pelindung lilitan kabel listrik. Saat terkena air dengan asam (Ph) yang tidak sesuai, bisa menyebabkan pipa keropos.

"Air masuk sedikit saja, bisa menyetrum (pengguna), apalagi kalau dipakai mandi," ujar Eling kepada Kompas.com, Rabu (5/8/2015).

Oleh sebab itu, lanjut Eling, perusahaan yang berbasis di Malaysia ini mencari solusi baru dengan menciptakan penghangat air yang lebih aman, yaitu menggunakan alat bernama P3 atau sejenis silika keramik. Alat ini diklaim tidak akan berlumut atau berjamur.

Eling juga mengatakan, alat tersebut tidak menjadi penghantar listrik, tetapi penghantar panas. Jadi, saat ada listrik masuk, alat ini akan menjadi pemanas. Dengan demikian, tidak ada risiko menyeterum pengguna.

Alat yang berada dalam produk bernama Seers ini, sebut dia, bisa mencapai titik panas sampai 2.000 derajat celcius. Pemakaian listriknya juga diklaim lebih minim, yaitu 480 watt untuk mencapai 40 derajat celcius atau suhu air standar yang dipakai saat mandi.

Sebagai perbandingan, produk pemanas lain bisa mencapai 800 watt hingga 1.300-1.600 watt untuk memanaskan pertama kali. "Perbandingannya jauh sekali. Bisa hemat listrik sampai 60 persen," sebut Eling.

Dia menambahkan, jika dimaksimalkan hingga 70 derajat celcius saja, pemakaian daya listrik Seers hanya 600 watt. Untuk suhu yang sama, daya listrik yang dibutuhkan pemanas konvensional bisa mencapai 2.300 watt.

Meski lebih hemat listrik, namun kekurangan alat ini, ada pada waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan air. Lebih lama dibandingkan produk pemanas biasa. Alat pemanas air lain, karena daya listrik yang dipakai besar, maka air menjadi lebih cepat panas.

Eling mencontohkan, untuk air sebanyak 30 liter, biasanya dibutuhkan waktu satu jam tiga puluh menit saat memanaskan pertama kali. Sementara Seers, membutuhkan 20-30 menit lebih lama. Namun, hal ini hanya berlaku saat pemasangan pertama kali. Selanjutnya, pengguna tidak butuh waktu lama untuk menikmati air hangat.

Dari segi harga, Eling mengaku Seers lebih mahal daripada penghangat konvensional. Hal ini disebabkan komponen alat P3 merupakan silika keramik. Namun menurut dia, harganya tidak jauh berbeda dengan harga produk lain di pasar. Jika penghangat lain dengan tabung 30 liter harganya Rp 2,8 juta, Seers dibanderol Rp 2,9 juta. Pemasangannya juga mudah, selama ada jalur pipa air dingin dan air panas, Seers bisa dipasang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com