Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Imbau Jakarta Bangun Gedung Hijau

Kompas.com - 29/07/2015, 17:48 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menghadapi tantangan perubahab iklim, otoritas Singapura berupaya membentuk lingkungan yang lebih sehat. Untuk itu, negsra kota ini gencar melakukan beberapa perubahan yang mendukung lingkungan lebih hijau, yaitu bangunan ramah lingkungan.

Menurut Director Center for Sustainable Buildings and Construction Authority of Singapore Jeffrey Neng, pada 2030 Singapura akan memiliki 80 persen gedung ramah lingkungan.

"Apa yang kita lakukan sekarang adalah untuk menciptakan kota metropolitan yang bersih dan hijau," ujar Jeffrey di Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Target ini, kata Jeffry, telah dipersiapkan sejak 10 tahun yang lalu. Selama 15 tahun, ia berharap, bangunan hijau bisa berpengaruh terhadap pengembangan ekonomi Singapura secara keseluruhan. Bangunan hijau, merupakan bangunan yang memiliki daya tahan karena memakai energi yang lebih sedikit. Dengan begitu, bangunan tersebut mendukung keberlanjutan energi.

Dia melanjutkan, lingkungan merupakan prioritas kunci yang dilakukan otoritas Singapura dalam waktu mendatang. Sepuluh tahun lalu, kata Jeffrey, Singapura baru menyadari bahwa bangunan hijau sangat penting. Untuk itu, pada 2006 rencana induk sistem bangunan hijau pun dibentuk.

Setelah sistem ini terbentuk, imbuh Jeffry, saat ini fokus Singapurs adalah membangun cara pandang seseorang. Bukan hanya bangunan secara fisik yang berpengaruh terhadap keberlanjutan lingkungan, namun juga bagaimana orang-orang di dalam gedung menggunakan energi.

Saat ini, tutur Jeffrey, sebanyak 30 persen gedung di Singapura diklaim sebagai bangunan ramah lingkungan. Dalam kurun lima tahun, bisa mengejar ketertinggalan 50 persen lagi. "Pada tahun 2030, jika Anda menunjuk salah satu gedung, kemungkinan besar gedung itu ramah lingkungan. Anda juga memiliki kemungkinan 80 persen berada di dalam gedung ramah lingkungan," sebut Jeffry.

Ia menambahkan, saat ini, lebih dari 50 persen orang hidup di kota. Diprediksi, jumlahnya akan mencapai 70 persen pada 2050. Sementara itu, 16 dari 27 kota besar di Asia pada 2015, antara lain Tokyo, Mumbai, Bangkok, Shanghai, termasuk Jakarta, menghadapi tantangan urbanisasi.

Jeffrey mengungkapkan keinginannya supaya kota-kota ini bisa mengikuti Singapura untuk membangun gedung-gedung yang ramah lingkungan. Pasalnya, sejalan dengan pertambahan penduduk, khususnya di kota besar, kebutuhan energi pun meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar 'Roadshow'

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar "Roadshow"

Hunian
Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Berita
Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Tips
Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

Berita
Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Tips
Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tahun 2024, Metland Bidik 'Marketing Sales' Rp 1,9 Triliun

Tahun 2024, Metland Bidik "Marketing Sales" Rp 1,9 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Berita
Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com