Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di atas Rp 1 Miliar, GDC Mulai Pasarkan Rumah 120 Meter Persegi

Kompas.com - 11/07/2015, 13:25 WIB
Latief

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Pengembang properti di kawasan Depok mulai memasarkan perumahan dengan luas tanah minimal 120 meter persegi, menyusul berlakunya Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah tentang aturan luas rumah tersebut. Salah satunya adalah PT Sanubari Mandiri Realtindo (SMR), pengembang kota mandiri Grand Depok City. 

Sejak 2004 dibangunnya kota mandiri tersebut, sampai saat ini SMR telah membangun 13 perumahan klaster. Jelang semester kedua tahun ini, SMR meluncurkan dua hunian baru, yaitu Puri Insani dan Viscany Residence, yang mengikuti aturan luasan 120 meter persegi yang ditetapkan Pemda Depok.

"Rata-rata yang kami pasarkan hingga beberapa tahun ke depan itu di atas 120 meter persegi. Kalau pun ada yang di bawah itu, adalah unit-unit lama yang masih tersisa di beberapa klaster," ujar General Manager SMR, Tony Hartono, kepada KOMPAS.com, Sabtu (11/7/2015).

Ia mengakui, adanya peraturan luasan hunian tersebut memberikan pengaruh besar pada strategi bisnis pengembang saat ini. Mau tak mau, lanjut dia, setelah regulasi tersebut disahkan dan berlaku, pihaknya mengubah strategi dan konsep hunian yang akan ditawarkan ke konsumen. Harga pun diubah untuk menyesuaikan.

Untuk Puri Insani misalnya, SMR hanya menawarkan 17 unit dengan harga dibuka mulai Rp 1,3 miliar. Sementara itu, untuk Viscany Rp 1,1 miliar per unit. Semua unit di atas harga satu miliar itu dibangun dengan dua lantai.

"Semua lahan sisa di sini sudah pasti akan mengikuti aturan baru tersebut. Tidak bisa dipastikan satu klaster itu akan jadi berapa unit, tergantung lokasi dan luas lahannya," tambah Tony. 

Di sisi lain, bukan hanya aturan pemerintah daerah yang membuatnya harus mengubah strategi, namun juga kebutuhan konsumen saat ini. Menurut Tony, perubahan wajah Depok saat ini ikut mengubah pola pikir konsumen, terutama yang membutuhan hunian di pinggiran Jakarta.

"Sudah tak mungkin mencari hunian di bawah satu miliar di Jakarta, jadi konsumen yang bekerja di Jakarta memilih sedikit ke pinggir dan mendekati akses transportasi, salah satunya kereta. Kami tangkap potensi itu," katanya. 

Di tengah kelesuan

Kelesuan ekonomi saat ini berpengaruh besar pada sektor properti. Rata-rata pengembang mulai merasakan dampak kelesuan itu pada penjualannya.

"Jujur, memang turun. Kami turun 14 persen pada semester pertama ini dibandingkan tahun lalu. Tapi, karena target tahun ini juga sudah naik 20 persen, kami anggap itu masih relevan dengan kondisi yang ada," ujar Derry Cahyadi, Sales Manager SMR.

Menurut dia, peluang GDC meraup penjualan di tengah perlambatan saat ini masih tergolong baik. Sejak dipasarkan dua bulan lalu, Viscany yang terdiri dari 103 un saat ini sudah terjual 60 persen. Tentu, hal itu didahului dengan "gimmick" sebagai daya tariknya, yaitu tawaran uang muka hanya sebesar Rp 25 juta dan potongan harga hingga Rp 200 juta.

"Mau tak mau, kita harus berani memainkan strategi baru seperti ini. Harusnya sampai akhir tahun ini sudah terjual semua. Kami sih optimistis," ujar Derry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com