Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Properti Dubai Diprediksi Tidak Akan Terjungkal

Kompas.com - 08/07/2015, 11:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Menurut survei pasar intelijen London Business School, koreksi pasar properti drastis di Dubai diprediksi tidak akan terjadi.

Survei dilakukan terhadap lebih dari 200 eksekutif bisnis dalam menganalisa ledakan pasar perumahan dan kemungkinan properti lain Dubai. Hasilnya, 84 persen dari responden tidak percaya harga properti akan turun seperti saat koreksi pasar 2008-2009.

Profesor Keuangan London Business School, Joao Cocco, mengatakan sebagian besar eksekutif yang disurvei tidak percaya bahwa akan ada penurunan drastis pada harga perumahan di Dubai selama 12 bulan ke depan. Hanya tiga persen dari mereka yang disurvei mengharapkan penurunan tahunan lebih besar dari 20 persen.

Standard & Poor’s Ratings Services percaya bahwa koreksi mendatang saat bertambahnya pasokan dan permintaan yang lebih rendah akan menghasilkan koreksi moderat 10 hingga 20 per persen di sektor perumahan Dubai. Tetapi, tidak seperti krisis pada tahun 2009.

Ahli properti Cluttons berpendapat, peraturan properti baru di Uni Emirat Arab (UEA) yang bertujuan untuk membatasi aktivitas spekulan, telah membantu menangkal kemungkinan pasar properti Dubai overheating.

Di sisi lain, Survei London Business School menemukan, meskipun spekulasi dari para analis di seluruh properti UEA tentang adanya kenaikan harga properti dan risiko gelembung properti, hampir 47 persen responden akan berinvestasi di pasar properti Dubai.

Lebih dari sepertiga mengutip prospek ekonomi yang kuat di Dubai sebagai alasan utama mereka untuk berinvestasi. Alasan lain termasuk hasil sewa tinggi dan alasan pribadi, termasuk kualitas hidup yang tinggi di UEA dan preferensi konsumen untuk membeli bukan menyewa.

Sebanyak 44 persen dari responden mengatakan, pembatasan lebih besar pada pasokan properti paling efektif membatasi spekulasi pasar dan mencegah gelembung di masa depan. Sementara 18 persen responden percaya, kelayakan ketat untuk pinjaman keuangan rumah juga akan membantu mencegah gelembung properti.

"Kira-kira setengah dari eksekutif yang disurvei mengakui risiko bahwa pasokan properti baru akan meningkat lebih cepat dari permintaan, mengarah pada situasi kelebihan pasokan, penurunan harga properti dan mendukung pembatasan lebih besar pada pembangunan," kata Cocco.

Lebih lanjut, responden juga diberi pertanyaan apakah harga properti akan meningkat atau menurun. Hasilnya, lebih dari 50 persen mengatakan harga akan menurun, dan 49,75 persen mengatakan harga akan tetap stabil atau meningkat.

Lebih dari dua pertiga responden memperkirakan pasar perumahan Dubai tidak akan terus tumbuh pada tingkat yang sama seperti yang ada sejauh ini. Hanya 51,5 persen responden berpikir bahwa kerugian atau keuntungan di pasar properti Dubai sekitar 10 persen dari nilai mereka saat ini. Sedangkan 31 persen responden menyatakan pasar akan menurun kurang dari 10 persen dan 20,5 persen lainnya memprediksi peningkatan kurang dari 10 persen.

"Hal ini meyakinkan untuk melihat bahwa lebih dari dua pertiga dari responden tidak percaya bahwa harga properti akan terus meningkat pada tingkat yang sama di masa depan, " kata Cocco.

Responden juga merasa pasar properti komersial akan tetap relatif stabil. Hampir 64 persen dari responden mengatakan setiap kenaikan atau penurunan harga akan kurang dari 10 persen.

Laporan terbaru Knight Frank Global Harga Rumah Indeks telah menunjukkan bahwa Dubai adalah salah satu pasar perumahan kinerja terburuk pada kuartal pertama 2015. Menurut penelitian baru, Dubai peringkat ke-53 dari 56 lokasi dipantau.

Laporan mengungkapkan harga properti di Dubai turun 6,1 persen selama periode 12-bulan, dan 3,7 persen lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Dubai mengalami koreksi pada tahun 2008 ketika harga properti turun lebih dari 50 persen..

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com