Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Paling Besar, Kementerian PUPR Harus Jadi Motor Pembangunan

Kompas.com - 21/04/2015, 18:23 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 mengalami perubahan total dibandingkan dengan 2014 dan beberapa tahun ke belakang. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani mengatakan, pada tahun sebelumnya, APBN sangat masif untuk subsidi energi.

"Dengan Kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla mengubah total pola belanja kita yang tidak produktif di sektor energi, menjadi untuk belanja-belanja kementerian lembaga. Perubahan ini mulai terlihat di APBN-P 2015, kita bisa melihat ada satu peningkatan belanja infrastruktur," ujar Askolani, saat acara Konsultasi Regional 2015 yang bertema Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang Andal Menuju Pembangunan yang Berkualitas, di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Askolani menjelaskan, total belanja Kementerian PUPR 2015 mencapai Rp 105 triliun. Angka ini naik jika dibandingkan APBN sebelumnya yaitu Rp 68 triliun. APBN untuk Kementerian PUPR 2015, juga dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan Kementerian Perhubungan.

Terkait anggaran tersebut, Askolani menyebutkan, belum termasuk pengeluaran untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang ada di bawah Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan. Dengan perumahan, total APBN-P untuk kementerian ini adalah Rp 118 triliun.

"Kita punya peluang dana yang signifikan sekali. DIPA-nya pada tanggal 20 April 2015 sudah selesai. Tinggal eksekusinya. Ini tantangan kita bagaimana mengoptimalkan eksekusi itu dengan sisa bulan di 2015," jelas Askolani.

Nilai yang signifikan ini diberikan kepada Kementerian PUPR untuk membangun jalan. Tujuannya, agar Kementerian PUPR menjadi motor pencapaian target pembangunan kita. Target pembangunan sendiri ada tiga, yaitu pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran dan pengurangan kemiskinan.

Menurut dia, kalau ingin ekonomi tumbuh, maka jalan harus bagus. Ketika jalan bagus maka ekonomi akan tumbuh dan angka pengangguran akan berkurang. "Kalau jalan bagus, transportasi dan kebutuhan pokok lancar, itu akan mengurangi inflasi. Banyak sentra produksi dan ekonomi kalau jalan-jalan, belum lagi kalau sampai pelosok," kata Askolani.

Dis menambahkan, dengan menambah belanja subsidi bahan bakar minyak, belum tentu bisa mempercepat ekonomi, pengurangan kemiskinan dan inflasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com