Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Butuh Kota Cerdas

Kompas.com - 24/03/2015, 14:41 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Secara global, penduduk dunia mencapai 7 miliar jiwa. Sekitar 50 persen atau 3,5 miliar tinggal di perkotaan. Tahun 2050, penduduk kota diperkirakan meningkat menjadi 9,6 miliar. Sejalan dengan pertambahan penduduk di kota, permasalahan juga meningkat.

Tak terkecuali di Indonesia. Beberapa dekade lalu, perkotaan di Indonesia masih nyaman dijadikan tempat tinggal. Namun, karena jumlah penduduk, kendaraan, dan perumahan juga semakin padat, kenyamanan itu semakin berkurang.

Pertumbuhan jumlah penduduk membuat kebutuhan sumber daya di kota-kota meliputi transportasi, energi, pengelolaan sampah, maupun lingkungan juga meningkat. Dengan demikian, kota perlu pengelolaan yang lebih baik, sesuai dengan perkembangan persoalan yang dialami.

Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung (ITB) Suhono, mengatakan, untuk memperbaiki kehidupan kota, muncul gagasan kota hijau (green city).

"Gagasan ini utamanya untuk mengatasi pencemaran udara kota akibat asap kendaraan bermotor dan polusi pabrik," ujar Suhono saat peluncuran Indeks Kota Cerdas Indonesia, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Dalam perkembangannya, menurut Suhono, mewujudkan sekadar kota hijau tidaklah cukup. Indonesia membutuhkan kawasan kota yang lebih layak huni. Indonesia butuh kota cerdas. Kota cerdas atau smart city, merupakan kota yang memiliki teknologi informasi dan komunikasi tinggi untuk membantu mengetahui persoalan di lapangan.

Kota cerdas dapat dinilai dari beberapa faktor, antara lain adalah faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sementara dari sisi ekonomi, kota cerdas merupakan kota yang memaksimalkan sumber daya atau potensi kota termasuk layanan teknologi informasi dan komunikasi. Adapun dari sisi sosial, kota cerdas adalah kota yang memiliki keamanan, kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam melakukan interaksi.

"Kemudian dari sisi lingkungan, kota cerdas dinilai dari apakah masyarakatnya memiliki tempat tinggal layak huni, sehat, hemat dalam penggunaan energi serta pengelolaan energi," imbuh Suhono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com