Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Rumah Seharga Rp 400 Jutaan? Ini Jawabannya

Kompas.com - 06/03/2015, 19:28 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SERPONG, KOMPAS.com — Menyebut nama Serpong dalam konteks pengembangan properti berarti menyebut kawasan dengan pertumbuhan pesat dan harga rumah tinggi. Betapa tidak, Serpong dianggap berbagai kalangan merupakan kawasan yang tengah naik daun dan menikmati siklus matahari terbit (sunrise).

Managing Director Corporate Strategy and Services Sinarmas Land, Ishak Chandra, mengklaim, Serpong merupakan kawasan yang sedang mengalami siklus properti sunrise. Serpong diburu banyak orang untuk untuk ekspansi bisnis properti.

"Pertumbuhan harganya di saat pasar sedang melambat seperti sekarang masih di atas 10 hingga 15 persen. Tahun ini, saya prediksikan sekitar 20 persen," tutur Ishak.

Selain pengembang, investor dan calon konsumen juga banyak yang mengincar kawasan di dalam wilayah administratif Kota Tangerang Selatan tersebut. Raksasa-raksasa properti menjadikan Serpong sebagai basis pertumbuhan penjualan. Selain Sinarmas Land Group, terdapat PT Summarecon Agung Tbk, PT Alam Sutera Realty Tbk, dan PT Paramount Enterprise International.

Empat nama tersebut mendulang penjualan senilai triliunan rupiah di kawasan ini melalui pemasaran dan pengembangan berbagai jenis properti, mulai dari hunian, apartemen, ruko, hingga kavling-kavling eksklusif.

Mereka menjual properti, khususnya rumah tapak, dengan harga bervariasi mulai dari Rp 1 miliar hingga Rp 20 miliar per unit. Sementara harga lahan sudah menyentuh angka Rp 11 juta hingga Rp 21 juta per meter persegi.

Harga lahan di Alam Sutera menempati posisi termahal di luar Jakarta dengan angka Rp 16 juta-Rp 21 juta per meter persegi. Menyusul berikutnya BSD City, dengan Rp 11 juta-Rp 16 juta per meter persegi.

Mahalnya harga lahan tersebut, menurut riset DTZ Indonesia, tak lain karena Serpong telah menjelma menjadi kawasan favorit. Para pengembang akan terus membangun dan menyediakan properti, khususnya hunian, karena permintaan terus bertumbuh.

Salah satunya adalah PT Subur Progress, anak usaha Progress Group. Pengembang ini baru saja melansir klaster Southscape di dalam kawasan perumahan Paradise Serpong City seluas 150 hektar.

Tidak seperti rumah di kawasan-kawasan Serpong lainnya yang harganya sudah menembus angka miliaran rupiah, klaster Southscape dipatok dengan harga mulai dari Rp 399 juta hingga Rp 680 juta. Dimensi terkecil seluas 40/50 meter persegi dan terluas 57/72 meter persegi.

Menurut Komisaris Progress Group, Derice Sumantri, Southscape melengkapi beberapa klaster  yang sudah dibangun sebelumnya, yakni Paradise Hill, Paradise Rasamala, Paradise Cendana, Paradise Vista, Serengeti, dan Grand Canyon.

"Kami memutuskan untuk melansir proyek baru karena kebutuhan hunian di kawasan Serpong makin menguat. Dalam beberapa tahun belakangan, Serpong memang menjadi kawasan hunian yang paling diburu karena perkembangannya yang sangat pesat. Oleh karena itu, kami mengharapkan Southscape dapat menjawab kebutuhan tersebut," ucap Derice saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/3/2015).

Southscape dikembangkan sebanyak 107 unit, dan sejak dipasarkan secara terbatas pada Senin (2/3/2015) hingga Jumat (6/3/2015) nomor urut pemesanan (NUP) yang sudah berpindah tangan sebanyak 200 nomor.

Selain Southscape, lanjut Derice, PT Subur Progress pada tahun ini juga akan membesut sebanyak dua hingga klaster tambahan di Paradise Serpong City.

"Lahan kami masih luas. Dari total 150 hektar, baru terbangun 30 persen. Adapun harga jual klaster-klaster baru itu nantinya tak jauh dari Southscape," tandas Derice.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com