Menurut riset Cushman and Wakefield, hingga akhir 2014 saja, harga jual rerata apartemen di wilayah central business district (CBD) Jakartamencapai Rp 42,1 juta per meter persegi. Melonjak signifikan 38,9 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara harga rerata apartemen di area primer tercatat Rp 36,1 juta per meter persegi atau melesat 26,2 persen jika dibandingkan kuartal empat 2013.
Menurut Head of Reasearch & Advisory Cushman & Wakefield Idnonesia, Arief Rahardjo, para pengembang bakal merespon fenomena tersebut dengan menawarkan apartemen yang lebih terjangkau di kawasan luar Jakarta.
"Meskipun berada di kawasan pinggiran, namun memiliki akses langsung ke CBD Jakarta. Sebut saja di Serpong, Bekasi Barat, dan Cikarang," ujar Arief saat paparan Jakarta Property Outlook, Selasa (17/2/2015).
Arief menjelaskan, hingga akhir 2014, total kumulatif pasokan apartemen terbangun di Jakarta tercatat sebanyak 138.574 unit, naik 4,6 persen per kuartal dan 16,0 persen per tahun. Seiring rampungnya 13 proyek sepanjang tiga bulan terakhir.
"Pada periode yang sama juga terdapat 22 proyek baru yang diluncurkan ke pasar. Proyek-proyek ini menambah total pasokan proyek mendatang di Jabodetabek menjadi 164.980 unit," imbuh Arief.
Proyek mendatang yang baru diluncurkan tersebut didominasi proyek kelas menengah (62,4 persen), diikuti kelas menengah-bawah (26,1 persen), kelas menengah-atas (25,7 persen), dan kelas atas (1,7 persen).
Sementara yang terbangun sebanyak 314 proyek apartemen. Apartemen kelas menengah-bawah memimpin pasokan di Jabodetabek dengan 38,0 persen atau sekitar 62,709 unit, diikuti kelas menengah (35,5 persen), kelas menengah-atas (14,0 persen), dan kelas atas (12,5 persen).
Berdasarkan lokasi penyebarannya, mayoritas apartemen terbangun terkonsentrasi di wilayah
sekunder, sekitar 73,2 persen dari total pasokan atau 101.434 unit, sementara kawasan CBD berkontribusi sebanyak 18,7 persen dan kawasan primer sebanyak 8,1 persen.
Wilayah sekunder juga menjadi lokasi untuk hampir seluruh proyek mendatang, memegang sekitar 93,0 persen dari total pasokan, sementara area primer dan CBD masing-masing mewakili 3,3 persen dan 3,7 persen.