Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Berkantong Tebal Pilih Beli Rumah Ketimbang Sewa!

Kompas.com - 14/12/2014, 07:52 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Harga rumah di kawasan Bogor Barat, khususnya di sekitar kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), mengalami kenaikan signifikan. Salah satu penyebabnya adalah rumah-rumah tersebut dibeli para mahasiswa pendatang yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia.

Hal tersebut terbukti dari grafik demografi penghuni 450 unit Perumahan Dramaga Cantik pada September 2014. Perumahan yang berlokasi kurang dari satu kilometer dari kampus hijau ini, sebagian besar dihuni oleh mahasiswa, yaitu 61 persen. Sementara penghuni yang berkeluarga jumlahnya 30 persen. Ada pun rumah belum dihuni sebesar 9 persen.

Pada grafik rumah yang dihuni, sebanyak 63 persen disewakan (investor) dan 37 persen ditinggali oleh pemilik (end user).

Sementara itu, pada komposisi rumah yang disewakan, 89 persen diisi mahasiswa dan sisanya, 11 persen, diisi oleh keluarga.

"Sebanyak 70 persen mahasiswa yang tinggal di sini, datang dari Jakarta dan luar Pulau Jawa," ujar Koordinator Marketing Naryo, kepada Kompas.com, Sabtu (13/12/2014).

Naryo menuturkan, orangtua mahasiswa pendatang memilih untuk membeli rumah setelah anak mereka tinggal di asrama IPB selama setahun. Tahun kedua hingga lulus, atau 3-4 tahun kemudian, para mahasiswa ini tinggal di rumah yang dibeli orangtuanya.

"Setelah anaknya lulus, rumah itu tidak lantas dijual, tetapi disewakan buat mahasiswa baru," kata Naryo.

Begitu pula di Perumahan Pakuan Regency. Menurut Koordinator Pemasaran, Sussy Susanti, di Pakuan Regency, sebanyak 50 unit disewakan, sementara 750 unit diisi oleh pemilik. Setengah dari jumlah total pemilik rumah diisi oleh mahasiswa, dosen, dan pegawai IPB.

Adapun mahasiswa-mahasiswa IPB justru datang dari luar Jabodetabek. Sussy menyebutkan, mereka, antara lain berasal dari Merauke, Sulawesi, dan Medan. Kebanyakan mahasiswa pendatang ini tidak ingin tinggal di rumah kost.

"Mereka biasanya tidak mau tinggal di kost-kost kecil dengan kamar mandi yang dipakai bersama-sama, jadi pilih beli atau kontrak rumah. Mereka lebih banyak uangnya," kata Sussy.

Dia menambahkan, pergantian kepemilikan atau penghuni rumah sangat tinggi di bulan April hingga November setiap tahun. Rentang waktu tersebut merupakan saat-saat mahasiswa baru berdatangan, sementara mahasiswa senior lulus.

Sussy juga mengaku, rumah-rumah di Pakuan Regency tidak pernah kosong dalam waktu lama. Saat ini saja, sebanyak 800 unit di lahan 35 hektar telah terisi.

"Paling lama kosong sebulan sampai dua bulan, soalnya mahasiswa yang mengantri lebih banyak," tutur Sussy.

Rencananya, Pakuan Regency akan menambah tiga klaster lagi hingga mencapai total 1.500 unit. Sussy menargetkan, dalam satu tahun terbangun satu klaster yang berisi 300 unit. Dengan demikian, total unitnya akan rampung dalam kurun waktu tiga tahun mendatang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com