Survei Horwath HTL dan STR Global menyebut Indonesia hanya berada di bawah Tiongkok dengan jumlah pasokan 52 persen, dan India sebanyak 17 persen. Sebagai informasi, Horwatth HTL dan STR Global merupakan pemasok data dan surveyor hotel global.
Selain itu, Indonesia memasok penawaran hotel baru (new deals signed) terbanyak kedua dengan 19 hotel baru yang mencakup 3.651 kamar. Sementara Tiongkok mendominasi dengan 129 penawaran baru atau melonjak 5 persen dari kuartal yang sama setahun lalu.
Dalam hal kinerja, hotel-hotel di Indonesia juga memperlihatkan pencapaian positif. Untuk segmen average daily rate (ADR) dalam mata uang lokal, tumbuh 9,3 persen. Pencapaian ini melampaui kinerja hotel-hotel di Jepang yang mengalami peningkatan ADR 7,7 persen, serta jauh melampaui Tiongkok dan India yang justru melorot masing-masing minus 2,9 persen.Kinerja ADR Indonesia tersebut hanya kalah dari Maladewa dengan capaian ADR dua digit yakni 13,7 persen.
Sedangkan untuk jumlah kamar hotel yang masuk dalam pipa pengembangan (pipeline), Indonesia menjadi negara terkuat kedua dengan penambahan 61.000 kamar. Penambahan jumlah kamar ini sekaligus menumbangkan catatan India dengan 57.000 kamar hotel baru. Sedangkan Tiongkok masih menempati puncak sebagai negara dengan pipa pembangunan hotel terbesar yakni 291.000 kamar.
Dalam tahun-tahun mendatang, tulis survei tersebut, lebih dari 2.300 hotel dengan tambahan 530.000 kamar baru akan semakin meramaikan pasar perhotelan kawasan Asia Pasifik. Dari sejumlah itu, 151.000 kamar di antaranya merupakan segmen kelas atas, diikuti kelas mewah 122.000 kamar dan kelas supermewah 85.000 kamar.