Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Orchard Road" Versi Jakarta Cuma Mimpi!

Kompas.com - 04/12/2014, 07:21 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Obsesi Jakarta menyulap Koridor Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan,  sebagai koridor khusus wisata dan belanja atau beken disebut Satrio International Tourism and Shopping Belt, mirip dengan Orchard Road di Singapura, dianggap hanya mimpi.

Mimpi tersebut bahkan tidak akan terwujud selamanya bila kondisi perkotaan di sekitar Koridor Satrio secara umum tidak mendukung, kendati saat ini Pemprov DKI Jakarta tengah membangun dan memperbaiki jalur pedestrian di kawasan tersebut.

Komisaris Hanson Land Group, Tanto Kurniawan, menyatakan pendapatnya terhadap pembangunan koridor khusus yang digagas maestro properti Indonesia, Ciputra, kepada Kompas.com, Rabu (3/12/2014).

"'Orchard Road' versi Jakarta cuma mimpi. Mimpi itu tidak akan terwujud selamanya bila kondisi Jakarta tidak ada perbaikan, terlebih di Koridor Satrio yang semrawutnya minta ampun. Sabuk khusus wisata dan belanja itu punya persyaratan yang harus dipenuhi dan Jakarta jauh dari persyaratan itu," papar Tanto.

Dia menuturkan, sabuk khusus wisata dan belanja harus didukung oleh kondisi infrastruktur jalan yang memadai serta jalur pedestrian yang lebar dan rindang oleh pepohonan. Dengan demikian, pejalan kaki merasa nyaman berjalan di atasnya.

"Selain itu, mudah diakses oleh moda transportasi yang dikembangkan secara terintegrasi, terutama moda transportasi publik dengan beban angkutan massal. Koridor Satrio itu harus nyaman buat orang yang memang bertujuan untuk wisata dan belanja. Jadi, Jakarta harus punya obyek wisata yang menarik untuk dilihat dan dinikmati. Sekarang yang ada apa? Kemacetan dan semrawut," tandas Tanto.

Saat ini, lanjut dia, orang-orang Jakarta yang punya duit lebih memilih berbelanja di Singapura, atau Paris sekalian, bagi mereka yang melek originalitas dan gengsi merek. Selain memang sudah punya Orchard Road "asli", juga barang-barang yang dijual di Singapura lebih murah untuk beberapa item ketimbang di Jakarta.

"Nah, dengan kondisi demikian, bagaimana mungkin Jakarta menarik minat orang asing jika orang-orang Jakarta-nya sendiri justru masih menjadikan Singapura sebagai tujuan wisata dan belanja? Belum lagi masalah tax refund dan value added tax-nya. Jakarta belum punya infrastruktur untuk itu," kata Tanto.

Moratorium

Faktor lain yang menghambat Koridor Satrio jadi Orchard Road versi Jakarta adalah moratorium pusat belanja. Kendati hanya merupakan imbauan lisan, Pemprov DKI Jakarta sangat serius terhadap penerbitan perizinan baru pembangunan pusat belanja.

"Banyak pengembang yang mengajukan izin pembangunan mal baru. Namun, hingga saat ini tidak kunjung turun. Contohnya izin pembangunan mal di kawasan Senayan, Koridor Mas Mansyur, atau di Kemayoran," kata Tanto.

Di Koridor Satrio sendiri, tambah dia, ada beberapa pengembang yang akhirnya mengonversi rencana membangun pusat belanja menjadi hanya perkantoran dan apartemen. Dengan demikian, tidak akan ada penambahan pusat belanja baru lagi menggenapi Mal Ambassador, ITC Kuningan, Lotte Shopping Avenue @CW1J, Kuningan City, dan Kota Kasablanka.

"Jadi, faktanya, ucapkan selamat tinggal pada mimpi Satrio International Tourism and Shopping Belt," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com