Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri: Anggaran untuk Litbang PU Selalu Tersisa!

Kompas.com - 28/11/2014, 14:04 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketersediaan peneliti di Pusat Penelitan dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dinilai masih kurang. Faktor penyebabnya adalah kurangnya anggaran Litbang dan pendapatan sebagai peneliti sehingga generasi muda tidak tertarik.

"Jumlah antara peneliti dengan para pelaksana di lapangan dari segi pendapatan masih kalah jauh. Kalau memang jiwanya tidak terpanggil ke peneliti itu tidak tertarik," ujar Peneliti Utama Balai Sungai, Puslitbang SDA, Isnugroho, di Kementerian PU-Pera, Jakarta Selatan, Jumat (28/11/2014).

Isnugroho mengaku tidak bisa menyebutkan secara pasti berapa jumlah peneliti di Litbang PU. Namun begitu, dia mengatakan, dari sisi anggaran, selain gaji peneliti, untuk penelitiannya sendiri pun Litbang masih kekurangan dana karena penelitian tidak pernah selesai.

"Penelitian itu adalah suatu yang tidak pernah habis. Seperti yang dikatakan Menteri, suatu hal yang sudah jadi tetap harus diteliti," kata Isnugroho.

Di sisi lain, Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono tidak sependapat dengan Isnugroho. Dia bahkan terperanjat saat dikonfirmasi soal jumlah peneliti yang kurang.

"No, siapa bilang itu," kata Basuki.

Menurut dia, peneliti Litbang, tidak bisa sembarangan. Basuki menjelaskan, seorang insinyur tidak boleh hanya seorang lulusan sarjana teknik.

"Insinyur itu professional engineering yang harus menempuh sekitar dua tahun lagi pendidikan setelah sarjana teknik," jelas Basuki.

Dia juga menjamin anggaran untuk Litbang tercukupi. Menurut Basuki, setiap tahunnya, anggaran Litbang selalu tersisa.

"Pasti tidak habis setiap tahunnya. Anggaran litbang itu paling terserap 70 persen," jelas Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com