"Seperti biasanya, kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga lainnya, termasuk penyesuaian harga properti. Tapi, mengingat harga properti sudah tinggi, seharusnya kenaikan harga tidak melonjak drastis," ujar Hendra, Senin (24/11/2014).
Namun demikian, lanjut Hendra, pada 2015 nanti akan berlangsung lebih baik ketimbang kondisi 2014. Faktor kepercayaan pebisnis lokal maupun internasional terhadap kinerja dan integritas pemerintah pusat dan daerah akan menstimulasi aktivitas pertumbuhan properti.
"Investor akan melihat peluang pangsa pasar yang besar dan transparansi prosedur investasi yang semakin baik dan jelas sehingga bisa lebih mengarah kepada nilai investasi yang lebih besar dan jangka waktu lebih panjang," jelas Hendra.
Dia melanjutkan, daya beli dan jangka waktu penyerapan juga akan bergerak seperti pada 2012 lalu. Tetapi, penyerapan itu tak setajam lonjakan 2011-2012 karena harga properti saat itu berangkat dari titik terendah (low base) sehingga lonjakan harga bisa menembus angka 40 persen sampai 50 persen.
"Meskipun lonjakan harga tidak setajam tiga tahun lalu, namun kemampuan daya beli pasar dan penyerapan produk properti akan berlangsung sehat dan dinamis," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.