Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2015, Asing Semakin Berani Investasi Properti di Indonesia

Kompas.com - 25/11/2014, 07:55 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Investor asing semakin berani dan lebih aktif masuk pasar properti Indonesia. Ini dimungkinkan sehubungan dengan makin transparannya prosedur hukum yang dapat menjamin kepastian.

Kepastian dan hukum yang transparan tersebut sangat mendukung ekspansi bisnis perusahaan pengembang asing berjalan sesuai ekspektasi. Pada gilirannya sektor properti Indonesia pun dapat kembali pulih dan tumbuh seperti tahun 2012 lalu.

Demikian CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, mengemukakan pendapatnya terkait prospek bisnis properti Indonesia pada tahun 2015 mendatang kepada Kompas.com, Senin (24/11/2014).

"Kepercayaan investor dan pengembang internasional terhadap integritas pemerintah menjadi faktor utama pendongkrak aktivitas pertumbuhan properti tahun 2015 mendatang," ujar Hendra.

Dia menuturkan, tren bisnis properti tahun 2015 pun diprediksi akan mengikuti tahun 2012. Saat itu, daya beli dan jangka waktu penyerapan properti akan bergerak cepat. Namun demikian, lonjakan pertumbuhan harganya memang tidak akan setinggi dua tahun lalu.

Selain transparansi prosedur hukum, kata Hendra, investor dan pengembang asing, melihat peluang pasar properti Indonesia karena tren rebound  tersebut. Beberapa di antaranya akan mulai melakukan eksekusi rencana bisnisnya.

"Sebut saja Ascendas dari Singapura. Ini merupakan pengembang pelat merah negeri Singa," buka Hendra.

Kehadiran Ascendas, menyusul China Sonangol yang menggarap properti multifungsi di kawasan Thamrin Jakarta Pusat, Hongkong Land yang mengembangkan Anandamaya Residences dan Nava Park bersama Astra Land dan Sinar Mas Land, dan Tokyu Land yang berkolaborasi dengan Lippo Group membangun TTL Residences.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), hingga semester I 2014, realisasi investasi di sektor properti mencapai Rp 9,2 triliun. Senilai 403,3 juta dollar AS atau Rp 4,6 triliun di antaranya merupakan investasi asing. Separuh lainnya merupakan investasi dalam negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com