Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, rumah layak huni dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. "Sesuai dengan nawacita kabinet 2015, yakni meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan produktivitas dan daya saing," ujar Basuki saat Rapat Kerja Nasional Real Estate Indonesia 2014 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (19/11/2014).
Dia menambahkan, tidak mungkin produktivitas meningkat tanpa rumah layak huni. Oleh karena itu, Basuki menekankan, konsep perumahan sama dengan hunian. Artinya, masyarakat tidak harus memiliki unit rumah, tapi setidaknya bisa menempati.
"Dengan bergabungnya Kementerian Perumahan Rakyat dengan Pekerjaan Umum, untuk perumahan, program kami dalam 5 tahun adalah menurunkan backlog hingga 2,2 juta unit. Tiap tahun berarti 440 ribu," tutur Basuki.
Strategi penurunan ketimpangan ini, tambah dia, adalah dengan menarik subsidi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurut Basuki, dengan kenaikan harga BBM, kemungkinan ada tambahan subsidi Rp 120 triliun. Dari angka tersebut, Rp 40 triliun dikhususkan untuk PU dan Pera.
"Untuk Pera-nya sendiri, masih dalam hitungan," kata Basuki seraya mengutarakan keyakinannya bahwa dengan penggabungan PU dan Perumahan Rakyat, tidak akan meminggirkan masalah perumahan.
Basuki berjanji akan ada perbaikan pada sektor perumahan. "Dulunya, target pembangunan 200.000 unit per tahun. Setelah bergabung jadi 440.000 unit per tahun. Kalau digabung jadi jelek, berarti salah konsepnya," pungkas Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.