Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Sukses Redam Spekulan Properti

Kompas.com - 17/11/2014, 14:50 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pemerintah Malaysia dinilai sukses meredam dan mengendalikan aksi spekulatif para investor properti. Berbagai indikasi menunjukkan penurunan, mulai dari jumlah pembeli hunian di beberapa kota, hingga pengurangan target penjualan pengembang.

Asosiasi Pengembang Seluruh Malaysia mengemukakan survei tersebut pada akhir pekan lalu dengan penekanan pada perlambatan laju pertumbuhan pasar properti.

Apartemen yang terjual pada paruh pertama 2014 lebih rendah 9 persen ketimbang semester sebelumnya pada 2013 lalu. Pemerintah negeri jiran itu terpaksa melakukan langkah-langkah pendinginan akibat banyaknya bangunan apartemen baru yang tak berpenghuni. Terutama di ibu kota Kuala Lumpur.

"Penurunan jumlah pembeli tersebut berdampak pada penurunan harga," tulis survei Asosiasi tadi.

Perlambatan pasar juga memengaruhi proyek pembangunan hunian yang pada gilirannya mengurangi target penjualan. UEM Sunrise, salah satu pengembang properti terbesar di Malaysia, telah mengurangi target penjualan 2014 dari sebelumnya 962 juta dollar AS atau setara Rp 11,7 triliun menjadi 599 juta dollar AS (Rp 7,3 triliun).

Aksi pengendalian spekulan properti akan terus dilakukan Pemerintah Malaysia pada tahun-tahun yang akan datang. Di antaranya mengharuskan pengembang properti untuk mendapatkan izin sebelum menjual proyeknya secara massal.

Kedua, pengenaan pajak konsumsi sebesar 6 persen bersamaan dengan transaksi properti pada April 2015.

Ketiga, Bank Negara Malaysia memberlakukan pengetatan kredit baik terhadap pengembang maupun nasabah yang ingin membeli properti melalui berjenjangnya (seleksi) aplikasi kredit pemilikan rumah (KPR).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com