Project Manager Ngoro Industrial Park, Wihardi Hosen, mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut ada yang melakukan ekspansi atau penambahan luas pabrik. Beberapa perusahaan juga ada yang baru membangun pabrik.
"Hingga Oktober 2014, tingkat hunian mencapai 80 persen dari total 500 hektar yang dikembangkan. Tingginya kebutuhan ini mendorong pertumbuhan harga lahan menjadi Rp 1,5 juta per meter persegi dari sebelumnya yang hanya Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per meter persegi," jelas Wihardi kepada Kompas.com, Jumat (7/11/2014).
Menurut dia, ada 85 perusahaan bergabung dengan Ngoro Industrial Park. Sebagian besar merupakan perusahaan multinasional berbasis di Asia, yakni dari Taiwan, Jepang, China, Korea Selatan, dan beberapa dari Eropa, salah satunya Perancis.
"Beli tanah dan bangun sendiri. Ukuran tanah yang diminati sekitar 10 sampai 20 hektar. Rata-rata untuk industri ringan manufaktur, consummer goods, makanan, minuman, dan lain-lain. Tak ada industri berat," tambah Wihardi.
Perusahaan-perusahaan itu, lanjut Wihardi, meminati Ngoro Industrial Park karena prospektif dan strategis. Berada di Kabupaten Mojokerto, lokasinya dikelilingi akses jalan bebas hambatan yang langsung menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
"Selain itu, kawasan industri ini juga dirancang sebagai gedung hijau dan ramah lingkungan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.