Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesekali, Asyik Juga Berlibur di Bunker Perang!

Kompas.com - 31/10/2014, 11:24 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

Sumber Dezeen
KOMPAS.com - Sebuah studio Belgia, B-ILD berhasil mengonversikan bunker zaman perang Belanda menjadi sebuah rumah liburan sederhana. Para tamu yang berkunjung bisa tidur di samping dinding beton laiknya tengah berlindung dari peperangan.

Bunker tersebut memiliki luas area internal, yaitu hanya sebesar sembilan meter persegi dengan tinggi kurang dari dua meter. Atas dasar itulah, perabotan dalam bunker mesti seminimal mungkin dan dibuat khusus untuk mengoptimalisasi ruang-ruang yang ada.

"Konsep proyek ini adalah untuk menciptakan sebuah interior yang fleksibel dan disesuaikan agar muat empat orang di dalam bunker," jelas Bruno Despierre, satu dari lima arsitek B-ILD.

www.dezeen.com Bunker tersebut memiliki luas area internal, yaitu hanya sebesar sembilan meter persegi dengan tinggi kurang dari dua meter. Atas dasar itulah, perabotan dalam bunker mesti seminimal mungkin dan dibuat khusus untuk mengoptimalisasi ruang-ruang yang ada.
Bruno menambahkan, B-ILD juga memutuskan untuk menjaga interiornya agar tetap seperti awal dengan tujuan. Hal itu untuk mengantisipasi adanya kebutuhan dasar bagi para pengunjung.

Bunker tersebut berlokasi di lahan pengunungan Fort Vuren di Belanda. Bunker itu juga menjadi bagian dari sistem pertahanan garis air Belanda yang telah mati sejak akhir Perang Dunia II.

Renovasi bunker ini dibuat untuk iklan kampanye yang dilakukan oleh agensi Belgia, Famous. Famous kemudian menawarkan dua keluarga sebuah kesempatan berlibur di bunker tersebut. Nantinya, usai kampanye berakhir, bunker itu bebas digunakan untuk menjadi rumah liburan atau disewakan.

www.dezeen.com Bunker tersebut berlokasi di lahan pengunungan Fort Vuren di Belanda. Bunker itu juga menjadi bagian dari sistem pertahanan garis air Belanda yang telah mati sejak akhir Perang Dunia II.
Proyek bunker tersebut terinspirasi oleh Le Corbusier's Cabanon de Vacances, yakni sebuah log kabin yang dibangun oleh arsitek modernis untuk dirinya dan istrinya, Yvonne. Sebagai titik awal, B-ILD merancang perabotan untuk memungkinkan pengunaan ruang dalam bunker.

"Mengambil inspirasi dari Le Corbusier, perabotan kayu fleksibel telah disusun untuk memaksimalkan potensi ruang interior," kata Despierre.

Perabotan kayu, lanjut Despierre, tak ada yang standar, melainkan dibuat khusus demi optimalisasi ruang dalam bunker.

Objek ganda

Untuk bisa masuk ke dalam bunker, para pengunjung melangkah ke dalam sebuah pintu gelap. Ketika masuk, mereka akan disuguhi pemandangan interior yang diberikan oleh sebuah jendela mendalam. Sebuah pintu kaca di sisi kiri terlihat mengarah ke dalam.

www.dezeen.com Masuk lebih ke dalam lagi pengunjung akan menemukan sebuah dapur yang dibangun ke sebuah ceruk dinding menggunakan kerangka baja dasar. Dapur itu juga dilengkapi wastafel dan area memasak kecil.
Masuk lebih ke dalam lagi pengunjung akan menemukan sebuah dapur yang dibangun ke sebuah ceruk dinding menggunakan kerangka baja dasar. Dapur itu juga dilengkapi wastafel dan area memasak kecil.

Di luar dapur, sebuah pintu berkarat menyediakan akses ke ruang utama yang berfungsi sebagai ruang tamu dan ruang tidur. Tempat tidur susun berbaris di dinding dengan penyimpanan di bawahnya, sementara benda-benda lain memiliki fungsi ganda.

"Semua furnitur bisa diangkat, digeser, atau didorong ke atas dan ke bawah. Karena itu, semua objek dalam bunker memiliki fungsi ganda," jelas Despierre.

Fungsi ganda ini, lanjutnya, misalnya kursi yang bisa digunakan sebagai meja samping tempat tidur, meja kopi, atau sebagai tangga.

Ruang tamu tambahan dalam bunker ada di bagian teras luar yang bisa digunakan untuk memasak di luar ruangan, berjemur, atau menjamu tamu. Teras tersebut dibangun menggunakan papan kayu yang menyerupai permukaan papan terbentuk dari beton asli. Bentuknya juga sesuai dengan wilayah dan dimensi interior bunker itu.

"Perimeter dek adalah salinan dari lingkar luar bunker, membuat semua lebih jelas berapa banyak daerah yang hilang dalam ketebalan dinding beton monolitik," tambah Despieree.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dezeen
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com