Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Grosir Dukung Bisnis "Horeka" di Serpong

Kompas.com - 30/10/2014, 17:03 WIB
Latief

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pertumbuhan jumlah populasi dan juga kenaikan daya beli mendorong meningkatnya kebutuhan pusat belanja di kawasan Serpong, Tangerang Selatan. Tak hanya mal, namun juga pusat grosir.

Demikian Presiden Direktur Gapura Prima Group, Rudy Margono, pada saat pembukaan pusat grosir baru SaveMax di Grand Serpong Mall, Tangerang Selatan, kepada Kompas.com, Kamis (30/10/2014).

Di sisi lain, semakin terbukanya akses jalan tol dan tingginya aktivitas bisnis mengundang pebisnis untuk terus membuka pusat grosir baru di wilayah ini.

"Perhitungannya sudah matang. Akses makin terbuka dan terkoneksi dengan Jakarta Outer Ring Road (JORR), belum lagi akhir tahun ini underpass Gading Serpong yang langsung ke jalan tol sudah disetujui untuk dibangun," kata Rudy.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan tahun 2013, jumlah penduduk untuk kawasan Serpong saja sudah mencapai 157.252 jiwa. Sebelumnya, pada 2012, jumlahnya masih 151.899 jiwa. Itu belum termasuk jumlah total penduduk Tangerang Selatan.

"Grosir tentu berbeda dengan mal, karena sifatnya untuk partai besar. Melihat kawasan Serpong dan sekitarnya yang terus tumbuh, terutama bisnis horeka atau hotel, restoran, dan katering, ini tentu potensi bagus dan jangan dilewatkan," kata Rudy.

Peluang itulah, menurut Rudy, yang dicermati oleh Gapura Prima untuk menerima tawaran kerjasama Gunung Sewu Group, melalui anak perusahaannya PT Emporium Indonesia, membuka SaveMax.

Sementara itu, CEO SaveMax, Anastasios Dafereras, menuturkan dengan luas 8.000 meter persegi, total luas ruang untuk tenant  SaveMax mencapai 5.000 meter persegi, termasuk untuk pergudangan. Saat ini gerai Serpong merupakan gerai perdana SaveMax di Indonesia. Tahun depan, pusat grosir itu juga akan dibangun di salah satu kawasan di Jabodetabek.

"Untuk investasinya senilai 10 juta dollar AS kalau gedungnya terpisah, tapi yang menyatu dengan mal bisa di bawah jumlah itu," ujar Anastasios atau akrab disapa Tasos.

Tasos mengaku optimistis bisnis pusat grosir punya tempat tersendiri di kawasan Serpong, meskipun beberapa pemain sudah hadir lebih dulu, termasuk pemain berbendera asing. Sebagai perusahaan lokal, ia yakin disambut antusias masyarakat Serpong.

"Konsepnya business to business, memfasilitasi pebisnis yang mencari kebutuhan untuk bisnisnya, mulai pebisnis restoran, hotel atau perkantoran," ujarnya.

Sebelumnya, Steve Subadi J Sudianto, Senior Associate Director-Retail Service Colliers International, pada soft opening SaveMax, Kamis (30/10/2014), menuturkan bahwa pembukaan underpass Gading Serpong akhir 2014 nanti semakin membuka celah baru bisnis ritel di kawasan tersebut.

Di sisi lain, meningkatnya penghuni perumahan menjadi ceruk pasar bagi produk properti jenis pusat belanja atau ruang ritel lainnya, termasuk pusat grosir.

"Ritel itu kan relasinya langsung dengan akses jalan dan tingginya aktivitas bisnis. Kalau kedua hal itu sudah tinggi, ritel pasti maju. Statistik bisnis ritel untuk Jabodetabek, khususnya Serpong yang sudah dikelilingi oleh tol JORR, luar biasa bagus," kata Steve.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com