Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersaing di Semarang, PT PP Properti Tawarkan Konsep "Smart Home"

Kompas.com - 21/10/2014, 18:48 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada yang menyangkal bahwa saat ini kemajuan Semarang tak kalah pesat ketimbang beberapa kota besar lainnya di Jawa. Dengan berbagai fasilitas dan infrastrukturnya, kota tersebut dianggap mampu mengundang banyak investor datang dan berbisnis.

Demikian dikemukakan Galih Saksono, Direktur Operasi PT PP Properti, menanggapi penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) penyediaan fasilitas "Smart Home" di klaster Payon Amartha di Permata Puri, Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (21/10/2014). Galih mengatakan, Semarang punya daya dukung investasi menguntungkan, misalnya letak geografisnya di tengah jalur perdagangan di Jawa.

"Apalagi sekarang ini sektor propertinya terus berkembang, mulai landed house, hotel, kondotel, dan apartemen," kata Galih.

Galih mengatakan, potensi tersebut menjadi daya dorong PT PP Properti sebagai anak usaha PT PP (Persero) Tbk untuk beralih dari konsep pemukiman landed house atau rumah tapak. Konsep tersebut dirasa masih menjanjikan hingga beberapa tahun ke depan.

"Gaya hidup masyarakat di sini (Semarang) jelas berbeda dengan kota besar lainnya. Pembangunan rumah tapak masih memungkinkan untuk dikembangkan mengingat kepadatan penduduknya masih pada batas toleransi," kata Galih.

Sejauh ini, PT Properti sendiri sejak 1996 telah membangun kawasan pemukiman Permata Puri di kawasan perbukitan Ngaliyan, Semarang Barat. Luas area kawasan tersebut mencapai 60 hektar dan telah terbangun kurang lebih 2.200 unit rumah.

Selain itu, PT PP Properti juga tengah mengembangkan Grand Kamala Lagoon di Bekasi, apartemen Pavilion Permata dan Grand Sungkono Lagoon di Surabaya, serta apartemen Gunung Putri Square di Bogor, serta klaster andalannya, Payon Amartha. Gali memaparkan, nilai total revenue yang ditargetkan mencapai Rp 315 miliar dalam jangka 3 tahun.

Persaingan

Pesatnya pertumbuhan sektor properti, khususnya rumah tapak, di Semarang saat ini tentu memunculkan persaingan ketat. Para pengusaha properti pun terus berinovasi mengeluarkan terobosan produk untuk menarik minat konsumen.

Hal itulah yang kemudian memicu para pengembang nasional ikut menggarap Semarang. Selain PT PP Properti, beberapa nama pengembang baik swasta maupun BUMN ikut bersaing, antara lain Pollux Properties, Lippo Karawaci yang menggeber pembangunan Lippo Plaza di Srondol, Ciputra Group dengan perumahan Citraland BSB City dan Hotel CitraDream, HK Realtindo dengan hotel dan apartemen, Perumnas dengan Sentraland, serta banyak lagi.

Menanggapi hal itu, Rachmat Priyatna, Project Manager Payon Amartha PT PP Properti mengakui bahwa saat ini di antara pengembang rumah jenis landed house terjadi persaingan tajam. Untuk itu, pihaknya melakukan berbagai upaya dan strategi demi menarik minat konsumen. Salah satunya mewujudkan konsep "smart home" atau rumah berteknologi. 

"Untuk mewujudkan itu kami menggandeng PT Telkom Regional Jateng-DIY untuk penyediaan fasilitasnya," kata Rachmat. 

Adapun penyediaan fasilitas "rumah pintar" itu meliputi fasilitas telepon, internet dan TV Kabel di setiap tipe dan setiap unit tanpa terkecuali. Fasilitas lainnya yang ditawarkan adalah taman hijau modern bernama Green Spine yang memanjang membelah berbagai fasilitas rekreasi, mulai taman bermain anak sampai wahana olahraga.

Rencananya, kawasan Payon Amartha sendiri tidak hanya akan dibangun rumah tapak seperti Amartha Residence dan Amartha Regency, tetapi juga Amartha View sebagai produk apartemen, Amartha Mansion (Club House), serta Amartha Arcade berupa supermarket.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com