"Bisnis lounge ini punya prospek cerah. Kebutuhannya menunjukkan tren positif. Pasalnya, pemerintah tengah gencar melakukan perbaikan dan membangun bandara baru. Ini kesempatan bagi kami untuk menyediakan lebih banyak lagi lounge di bandara-bandara eksisting maupun baru," papar Direktur Pengembangan Bisnis Blue Sky Group, Gatoet Seputra, kepada Kompas.com, Kamis (2/10/2014).
Tak hanya di bandara, Gatoet menjelaskan, Blue Sky Group juga membidik pusat belanja sebagai ranah eskpansi bisnis lounge. "Pusat belanja merupakan opsi baru dengan tawaran gaya hidup yang sesuai dengan karakter bisnis lounge. Oleh karena itu, kami mencoba menyasar pasar pusat belanja seraya memperluas bisnis kuliner yang juga sedang kami kembangkan saat ini yakni Tori Ramen," tutur Gatoet.
Sejatinya, aku Gatoet, lounge bukan bisnis baru bagi Blue Sky Group. Mereka telah menekuni bisnis ini selama 12 tahun terakhir. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, sehingga menghasilkan pendapatan puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulan.
Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat, terutama di kelas atas, Blue Sky Group pun menciptakan merek baru yakni Blue Sky Premier Lounge. Ini bukan sekadar lounge, melainkan dilengkapi coffee corner berikut barista. Interior ruangan dirancang sedemikian rupa dengan sentuhan langgam modern tropis. Kuliner yang disajikan pun mengikuti tempat di mana lounge tersebut berada.
"Untuk kelas premium, kami sudah mengoperasikan Blue Sky Premier Lounge di Bandara Internasional Kuala Namu, Medan, Bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan, dan Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin," tandas Gatoet.
Blue Sky Premier Lounge lainnya tengah dikembangkan di Bandara Internasional Adisutjioto Yogyakarta. Ruang tunggu ini sebelumnya merupakan lounge eksekutif, saat ini sedang dalam proses renovasi. "Kami menargetkan pembukaan dalam satu hingga satu setengah bulan ke depan," ujar Gatoet.
Menyusul kemudian Blue Sky Premier Lounge di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, dan Bandara Internasional Juanda, Surabaya. "Sebelum akhir tahun, seluruhnya sudah beroperasi. Kami bekerjasama dengan perbankan yang menawarkan kartu kredit," tandas Gatoet.
Selain membangun Blue Sky Premier Lounge, mereka juga mengembangkan dedicated lounge yang khusus diperuntukan bagi klien perbankan. Dedicated lounge yang sudah beroperasi ini adalah BRI Lounge dan Mandiri Lounge di Bandara Internasional Kuala Namu.
2015
Tahun depan, Blue Sky Group memprioritaskan pembangunan Blue Sky Premier Lounge, dan sektor bisnis perhotelan.
"Untuk Blue Sky Premier Lounge, kami akan membangun di empat lokasi berbeda. Sehingga saat semuanya beroperasi, kami memiliki total 9 portofolio Blue Sky Premium Lounge, dan dua dedicated lounge," ujar Gatoet. Untuk merealisasikan rencana tersebut, pihaknya mengalokasikan dana sekitar Rp 5 miliar per lounge.
Sementara di sektor perhotelan, mereka akan membangun dua hotel berklasifikasi bintang 3 yakni Blue Sky Hotel di Samarinda, dan Makassar. Menyusul keberhasilan kinerja Blue Sky Hotel di Petamburan, Jakarta, yang mulai beroperasi 2013 lalu.