Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menara Ini Mampu Hilangkan Racun Udara

Kompas.com - 02/10/2014, 14:02 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Pencemaran udara oleh emisi partikel PM2.5 di Tianjin, Tiongkok, menyebabkan kematian prematur pada 1.200 warga pada tahun 2011. Sementara itu, tingkat peningkatan kabut asap telah memicu angin buruk yang berpengaruh pada kesehatan dan biaya finansial.

Atas dasar tersebut, Alexander Balchin merancang "Clean Air Tower" atau menara untuk udara bersih yang menggabungkan arsitektur vertikal dengan teknologi industri yang mampu  menghasilkan tenaga sendiri. Menara ini memanfaatkan efek tumpukan penyaring untuk membersihkan 8,5 juta meter persegi udara per tahun bagi warga dan pekerja di sekitarnya.

Cara kerjanya adalah laju angin dipercepat melalui cerobong solar menghadap selatan, untuk mencapai kecepatan simulasi 8 10ms-1. Turbin drive ditempatkan di puncak menara untuk menghasilkan listrik. Tenaga ini digunakan untuk menjalankan ElectroStatic Precipitator (ESP) atau penangkap partikel seperti debu, serta untuk mengionisasi abu dan partikel PM2,5.

Kemudian, turbin drive mengumpulkan partikel-partikel ini pada oppositely charged plates di dalam porosnya. Pada tahap ini, racun-racun ditarik, guna menghasilkan udara yang bersih bagi rata-rata satu mil persegi luas kota.

Sistem terpisah dari venturi scrubber atau bagian konvergen dan divergen dari saluran udara, juga digunakan, untuk mengolah lingkungan bebas kotoran bagi para pekerja dan warga di dalam gedung.

"Sistem ini menjadikan menara sebagai tempat yang paling sehat dan aman untuk bekerja maupun tempat tinggal di kota, memungkinkan orang-orang terhindar dari asap racun. Kini masyarakat tidak perlu khawatir atas kesehatan mereka atau anak-anak mereka," kata Balchin.

Keseluruhan proses ini terlihat di atrium, di setiap lantai, lorong-lorong, dan menjadi pemandangan yang tidak biasa dari atap gedung. Estetika industri ini dilakukan pada seluruh organisasi dan sejalan dengan tampilan rangka mega-struktur baja.

Menara ini berkonstruksi modular, yang memungkinkan diekmbangkan di daerah-daerah beracun, kemudian dikonstruksi dan direlokasi untuk meningkatkan kualitas atmosfer. Jumlah unit yang ditumpuk, ditentukan oleh kerasnya udara dan kebutuhan perumahan metropolis.

Bahan berbahaya dan beracun yang diahsilkan selama kegiatan sehari-hari di kota tersebut pun hilang. Ketika kualitas udara sudah aman dan stabil, komponennya dapat dijual ke negara-negara lain yang membutuhkan penyaringan udara.

Menara ini menyediakan ruang hijau agar publik dapat menikmati lingkungan segar saat beraktivitas atau berolahraga, kegiatan yang seringkali dilarang karena bahaya racun.

Perancang gedung biasanya mencoba untuk memasukkan PV atau menghilangkan CO2 di udara. Padahal, CO2 tidak berbahaya bagi manusia, PM2.5-lah yang beracun. Jadi, arsitek harus berusaha untuk menyelesaikan masalah ini dan memberikan gaya hidup sehat di seluruh dunia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel 'Stainless Steel' di Dapur

Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel "Stainless Steel" di Dapur

Tips
Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Apartemen
Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Perkantoran
186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

Berita
4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

Berita
Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com