Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rekam Jejak Kontraktor Korea di Indonesia

Kompas.com - 27/09/2014, 10:06 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama-nama besar dari negeri ginseng, Korea Selatan, ikut membidani lahirnya properti-properti dan karya konstruksi bermutu di Indonesia. Bahkan, sebagian dari karya tersebut termasuk dalam jajaran elite alias properti Grade A.

Adalah SsangYong Engineering and Construction dan Samsung Engineering and Construction, sekadar menyebut dua nama, yang telah menorehkan rekam jejaknya di negeri ini.

SsangYong tercatat mengerjakan konstruksi hotel dan pusat belanja termewah di Indonesia saat ini yakni Grand Hyatt dan Plaza Indonesia yang dimiliki PT Plaza Indonesia Realty Tbk. Mereka juga mengerjakan ekstensi kompleks Plaza Indonesia, gedung Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta), rekonstruksi jalan dan jembatan di Aceh, Jalan Tol Jakarta, Jalan Tol Bandung, Hotel InterContinental Bali, Terminal Tanjung Priok, Suryalaya Steam Power Plant, dan Tamara Center.

Proyek terbaru yang saat ini tengah SsangYong garap adalah properti multifungsi St Regis Jakarta. Proyek ini dikembangkan Rajawali Group. Di dalamnya, berisi hotel, kantor dan ruang ritel seluas total 141.000 m2. Tak tanggung-tanggung nilai konstruksinya lebih dari 400 juta dollar AS atau setara Rp 4,6 triliun. St Regis Jakarta dijadwalkan rampung konstruksinya pada Juni 2015.

Sementara Samsung Engineering and Construction meninggalkan jejak berupa Menara Rajawali di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Gedung perkantoran setinggi 26 lantai ini dimiliki oleh PT Rajawali Adiwisma. Mereka menyelesaikan Menara Rajawali dalam dua tahun, sejak Desember 1995 hingga Desember 1997.

SsangYong dan Samsung hanya dua dari total 81 kontraktor asal Korea Selatan yang "menginvasi" pasar konstruksi Indonesia. Jumlah tersebut bakal terus bertambah di masa yang akan datang. Terlebih, menurut BP Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, pasar konstruksi Indonesia mencapai nilai Rp 1.800 triliun, atau terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini.

Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI), Dradjat Hoedajanto, mengatakan pasar konstruksi Indonesia akan terus bertambah, seiring program percepatan pembangunan infrastruktur.

"Kuenya akan semakin membesar, terutama karena target pertumbuhan ekonomi Nasional didorong oleh pembangunan infrastruktur. Ini akan berdampak pada membesarnya pasar konstruksi Nasional dan mengundang banyak pemain asing masuk Indonesia," ujar Dradjat kepada Kompas.com, pekan lalu.

Dia menambahkan, kontraktor asing terutama Korea, Jepang, dan Jerman akan memanfaatkan peluang ini semaksimal mungkin. Mereka punya sumber daya manusia yang kompeten dan ahli, serta menguasai teknologi konstruksi.

"Indonesia harus belajar dari mereka untuk meningkatkan daya saing, agar saat pasar bebas ASEAN berlangsung pada 2015 nanti, kita sudah siap," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com