Menurut Freddie Mac, suku bunga rerata untuk tenor 30 tahun menjadi 4,23 persen, atau naik dari 4,12 persen pekan lalu dan tertinggi sejak awal Mei 2014. Sementara suku bunga untuk tenor 15 tahun menjadi rerata 3,37 persen, tumbuh dari 3,26 persen.
The Fed, sebagai pembuat kebijakan, mempertahankan komitmennya untuk menjaga suku bunga acuan mendekati nol untuk "waktu yang cukup" setelah pembelian aset selesai obligasi awal bulan ini. Terlebih ekonomi sedang berkembang pada kecepatan yang moderat.
"Suku bunga tidak bisa selamanya mengabaikan berita ekonomi yang semakin baik. Jendela telah menyempit sedikit untuk pembeli rumah. Kemungkinannya kita akan melihat penyempitan lagi seiring berjalannya waktu,"
kata Keith Gumbinger, wakil presiden HSH.com, sebuah perusahaan kredit berbasis di New Jersey.Bagaimana dengan Indonesia?
Sejumlah bank, seperti yang dilaporkan Kontan, mulai mengerek suku bunga KPR untuk mengimbangi suku bunga simpanan. Pasalnya, suku bunga acuan masih stagnan di level 7,5%.
Analis MNC Securities, Zabrina Raissa mengatakan, tidak semua emiten perbankan menaikkan suku bunga KPR. "Beberapa bank menaikkan, untuk mengimbangi suku bunga simpanan yang juga naik," tegas dia. Emiten perbankan menaikkan bunga KPRagar cost of fund stabil.
Bank yang menaikkan suku bunga KPR di antara, CIMB Niaga. Per Agustus 2014 CIMB Niaga sudah menaikkan bunga KPR 25 basis poin. Bank Tabungan Negara (BTN) juga menaikkan bunga KPR 0,5% pada periode Juli-Agustus.
Namun, beberapa bank lainnya masih menjaga bunga KPR yakni BCA dan BRI. "Mereka memilih menjaga kualitas kredit," imbuh Zabrina.
David N Sutyanto, Analis First Asia Capital mengatakan, kenaikan bunga KPR bisa berdampak pada naiknya rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) perbankan. Menurut dia, kemampuan masyarakat membayar cicilan KPR berubah dari tahun ke tahun. Apalagi, KPR adalah kredit jangka panjang. "Biasanya KPR bisa di atas 10 tahun," ujar David.