Sebuah survei yang dilakukan lembaga independen, China Index Academy (CIA) menunjukkan, harga rerata rumah baru di 100 kota besar Tiongkok sekitar 1.752 dollar AS atau setara Rp 20,5 juta per meter persegi. Angka ini turun 0,59 persen dari bulan Juli.
Penurunan harga ini merupakan keempat berturut-turut, namun tingkat penurunan lebih lambat 0,81 persen yang tercatat pada Juli lalu. Sepuluh kota terbesar Tiongkok juga tak luput terkena "virus" penurunan harga. Kisarannya mencapai 0,05 persen menjadi rerata Rp 62 juta per meter persegi.
"Pengembang properti meningkatkan promosi penjualan dan beberapa kota membatalkan pembatasan pembelian untuk merangsang permintaan, sehingga transaksi rebound dalam jangka pendek," tulis CIA.Kota Hohhot di wilayah utara Mongolia, contohnya, pada bulan Juni lalu, menjadi yang pertama melonggarkan pembatasan pembelian rumah kedua. Kebijakan tersebut diikuti 37 dari 46 kota pasa Senin (1/9/2014) ini.
Selain itu, pemerintah daerah juga tengah berusaha meningkatkan pendapatan dengan menjual tanah kepada pengembang dan melonggarkan pembatasan karena harga properti telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir.